Nyaris Pensiun, Kini di Ambang Juara Dunia, Luke Keeler: Langit Ada Batasnya
Luke Keeler hampir berhenti bertinju dua tahun lalu. Itu dahulu. Sekarang, Keeler berdiri di ambang menjadi juara dunia. Petinju Irlandia itu akan menantang Demetrius Andrade untuk perebuta sabuk juara Kelas Menengah WBO pada Kamis 30 Januari.
Namun setelah menjadi juara Irlandia pada 2017 ia hampir pensiun. Keeler berkata: “Saya sedang berjuang dengan cedera bahu untuk disembuhkan, saya sedang dalam proses pindah ke rumah baru dengan dua anak laki-laki kembar saya dan sebagai hasilnya, saya berada di bawah banyak tekanan dengan pekerjaan,’’ujarnya.
Saat akan gantung sarung tinju, Keele mencoba peruntungan nasib di luar tinju dengan menjadi pengembang perumahan. “Saya sedang berpikir untuk mendirikan perusahaan saya sendiri di industri bangunan, yang sedang booming di Dublin,’’ungkapnya.
Namun, seiring perjalanan waktu, hasrat bertinju Keeler kembali meledak dengan menghadapi pilihan sulit. Antara bertinju atau fokus pekerjaan lain dan rumah tangga.”Saya menyadari saya akan menyesal jika saya tidak sepenuhnya fokus pada tinju dan memberikan semua yang saya mau. Pilihannya adalah pensiun dari tinju dan fokus pada pekerjaan dan kehidupan rumah atau mengambil lompatan besar iman dan berkomitmen untuk tinju dengan benar untuk pertama kalinya dalam hidupku.’’
Ketika memutuskan kembali ke dunia tinju, Keeler merasa terbantu dengan dorongan dari MTK Global. Dia mendapat banyak tawaran bertarung untuk meneruskan karirnya. “Terima kasih banyak kepada MTK Global. Saya cukup beruntung untuk menandatangani kerja sama dengan mereka dan dijamin bertarung secara teratur dengan rencana yang jelas di depan. Akan sulit untuk melepaskan pekerjaan yang dibayar dengan baik tanpa itu. Saya memiliki karir yang mulai berhenti dalam empat tahun pertama saya sebagai pro tetapi sejak saya menandatangani kontrak dengan mereka, itu sudah jelas,”paparnya.
Keeler sejak itu terhubung dengan Peter Taylor, pelatih barunya. Dia bersemangat untuk kembali merajut karir tinju untuk menjadi juara dunia. “Saya kira saya adalah petarung yang sama sekali berbeda dengan saya sebelum saya berkomitmen penuh untuk olahraga dan bergabung dengan pelatih saya Peter,” katanya.
“Saya jatuh cinta lagi dengan olahraga ini, terima kasih kepada Pete dan saya berutang banyak padanya untuk perubahan haluan dalam karir saya. Dia senang bekerja di bawah dan dengan setiap kamp dia meningkatkan saya sebagai petarung sehingga menarik bagi saya untuk tetap berada di gym hari ini. Aku benar-benar merasa langit adalah batasnya sekarang.”