Mon. Dec 23rd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Momentum Sukses di Liga Europa, Solskjaer Harus Membuang Egoisme Pemain

KOLN – Manchester United (MU) berada dalam momentum bagus dan sukses di Liga Europa musim ini. Semua tak lepas dari keinginan Pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer membayar utang pada The Red Devils.

Solskjaer mengatakan meraih gelar bersama MU akan terasa spesial. Perasaan itu bisa melebih apa yang dirasakan saat bergelimang trofi ketika masih menjadi pemain. Selama menjadi pemain MU pada 1996–2007, Solskjaer berhasil mendapatkan 12 gelar, yakni enam Liga Primer, dua Piala FA, dua Community Shield, serta satu Piala Dunia Antarklub 1999.

Deret gelar prestise saat menjadi pemain itu membuat Solskjaer merasa punya utang besar pada klub. “Saya berutang karier saya pada klub ini, jadi memenangkan sesuatu sebagai pelatih MU akan menjadi momen paling membanggakan dalam kehidupan sepak bola saya. Ini akan menjadi pencapaian terbesar,” ungkap Solskjaer dilansir dailymail.
Karena itu, juru taktik asal Norwegia tersebut menegaskan, akan berusaha memaksimalkan peluang terbaik menjuarai Liga Europa musim ini atau yang kedua bagi MU setelah musim 2016/17 di era Jose Mourinho. Meskipun dengan cara meredam ambisi pribadi dari para pemainnya.

Solskjaer berulang kali menegaskan tidak ada anak emas dalam tim. Menurut dia, kepentingan tim lebih penting daripada gelar individu. Pemain egois yang hanya mengincar rekor pribadi harus bersiap menerima risiko tersingkir dari tim utama. Cara ini membuat hampir semua pemain tampil maksimal saat diturunkan. Paling gampang dilihat adalah soal produktivitas tim. Lihat saja bagaimana MU tak bergantung pada satu atau dua pemain. Semua mendapatkan kesempatan sama besar sehingga memunculkan rivalitas internal positif pada pemain.

Seperti yang diperlihatkan Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Mason Greedwood. “Bagi saya, tidak akan pernah ada rivalitas antarpemain dalam satu tim. Kami memiliki satu penyebab yang sama: menang. Jika saya merasakan pemain bermain untuk diri sendiri, penghargaan individu, saya tidak akan memiliki mereka di tim. Itu mudah,” kata mantan pelatih Molde tersebut.

Situasi positif itu diharapkan berlanjut saat melawan Copenhagen di RheinEnergieStadion di Kota Koln, Jerman, pada pertandingan perempat final Liga Europa, dini hari nanti. Meski diunggulkan, Copenhagen tetap tidak bisa dianggap enteng. “Tim Stale (Solbakken) selalu terorganisasi dengan baik dan sulit dilawan. Pemain muda yang sangat berbakat dengan pengalaman. Ini akan menjadi pertandingan yang sulit,” ujar Solskjaer.

Dari dua pertemuan, Copenhagen satu kali menang 1-0 (2/11/06) dan satu kali kalah 0-3 (18/10/06) di fase grup Liga Champions. “MU adalah favorit. Ini tentang menjalankan permainan kami sebaik mungkin. Mereka sangat cepat dan pandai melakukan serangan balik sejak (Bruno) Fernandes tiba,” kata Stale Solbakken, pelatih Copenhagen.Ambisi besar juga dimiliki Inter Milan yang akan menghadapi Bayer Leverkusen di Merkur Spiel-Arena, Dusserdorf. Menemukan kembali stabilitas di bawah Antonio Conte pascafinis di urutan kedua klasemen akhir Seri A dan menyingkirkan Getafe 2-0 di babak 16 besar Liga Europa, (6/8), penyerang Romelu Lukaku menuturkan, I Nerazzurri telah memiliki mentalitas kuat sehingga harus dipertahankan bila ingin menjuarai Liga Europa pada musim ini.

Kepercayaan diri Lukaku mengacu pada statistik di mana Inter belum terkalahkan dalam sembilan pertandingan terakhir. Samir Handanovic dkk juga selalu menang dalam dua pertemuan terakhir melawan Leverkusen. “Banyak hal terjadi di sepak bola, tapi kami sudah memikirkan pertandingan berikutnya. Kami ingin menang dan saya senang dengan hasil melawan Getafe. Tim terus berkembang dan penting bagi kami untuk melanjutkan mentalitas ini, keinginan untuk berkembang setiap hari,” kata Lukaku.

Menyadari Inter yang sedang on fire, Pelatih Leverkusen Peter Bosz mengindikasikan akan berusaha mendongkrak performa timnya. Dia menilai, Leverkusen harus meminimalisasikan kehilangan bola seperti saat mengalahkan Glasgow Rangers 1-0 (6/8) di laga kedua 16 besar (Leverkusen menang agregat 4-1).

“Hal terpenting adalah jangan sampai kehilangan terlalu banyak bola dengan mudah. Itu terjadi terlalu sering saat melawan Rangers. Jika itu terjadi ketika menghadapi tim sekuat Inter, mereka akan menghukum Anda,” ujar Bosz.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.