Lima Penjaga Gawang Paling Disorot di La Liga
MADRID – Kiper Real Madrid, Thibaut Courtois, difavoritkan memenangi penghargaan kiper terbaik La Liga musim ini. Courtois memegang peranan penting dalam kesuksesan Madrid memenangkan gelar La Liga 2019/2020.
Meski demikian, musim lalu Courtois sempat kesulitan bersaing di tempat utama lantaran penampilan cemerlang Keylor Navas sebelum hengkang ke PSG. Kini Courtois jadi pilihan utama di bawah mistar gawang El Real.
Dari sisi penampilan, Courtois punya pesaing terberat yakni Jan Oblak. Kiper Atletico Madrid itu tampil cemerlang musim ini, meski timnya gagal menjuarai gelar La Liga. Pertanyaannya, apakan Courtois dapat memenangkan penghargaan kiper terbaik La Liga?
Berikut lima kiper La Liga yang pernah memenangkan penghargaan tersebut, dan kariernya cukup disorot.
Jan Oblak (Atletico Madrid)
Kiper Atletico ini memiliki reputasi sebagai salah satu kiper terbaik dalam beberapa tahun terakhir, dan ia berhasil meraih penghargaan Zamora dalam empat musim beruntun (2015-16, 2016-17, 2017-18, 2018-19). Ia bagaikan sebuah tembok kokoh dibawah mistar Los Colchorenos sejak ia bergabung dari Benfica pada tahun 2014. Oblak adalah bintang bagi Atletico yang memainkan gaya sepak bola bertahan.
Victor Valdes (FC Barcelona)
Karier internasional Valdes kalah pamor dari rivalnya di El Clasico, Iker Casillas, tapi ia berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah LaLiga dan FC Barcelona dengan raihan lima penghargaan Zamora, dan empat diantaranya ia dapatkan secara beruntun, yakni di tahun 2008 hingga 2012. Valdes nyaman memainkan bola di kakinya dan juga sering melakukan penyelamatan di momen-momen krusial, menjadikannya sebagai kiper terbaik bagi Barcelona di tahun 2000an hingga 2010an.
Roberto Abbondanzieri (Getafe CF)
Kiper timnas Argentina ini meraih penghargaan Zamora di musim 2006/07 ketika membela Getafe, yang mencatatkan rekor pertahanan terbaik di LaLiga Santander musim itu. El Pato – Si Bebek – menjadi kesayangan para penggemar Getafe dalam tiga musimnya bersama tim dari pinggir kota Madrid tersebut diantara karirnya di Argentina bersama Boca Juniors. Meskipun banyak yang lupa betapa luar biasanya ia sebagai kiper, ia berhasil masuk daftar 10 kiper terbaik di tahun 2000an oleh Federasi Internasional Sejarah dan Statistik Sepak Bola (IFFHHS).
Santiago Canizares (RC Celta, Valencia CF)
Canizares dikenang oleh penggemar sepak bola berkat rambutnya yang pirang dan gerakan refleksnya, dan ia berhasil meraih empat penghargaan Zamora bersama dua tim berbeda dalam karirnya. Penghargaan Zamora pertamanya didapatkan ketika membela RC Celta di musim 1992/93, dan penghargaan musim itu ia bagi dengan Francisco Liano, kiper RC Deportivo. Di akhir tahun 1990an, ia pindah ke Valencia CF. Bersama Los Che, ia memenangi tiga penghargaan Zamora (musim 2000/01, 2001/02 and 2003/04), dan menjadi ikon kesuksesan klub di akhir tahun 1990an dan awal 2000an.
Jacques Songo’o (RC Deportivo)
Satu-satunya kiper asal Afrika yang berhasil memenangi penghargaan Zamora, dan salah satu pemain asing terbaik di LaLiga dalam beberapa dekade terakhir, kiper timnas Kamerun, Songo’o, memenangi penghargaan ini di musim 1996/97 – musim pertamanya di Spanyol – bersama RC Deportivo, yang mengakhiri musim 1996/97 di peringkat tiga, di bawah Real Madrid dan Barcelona. Songo’o dikenang karena selalu bermain dengan celana panjang, dan kiper asal Yaounde ini akhirnya berhasil memenangi LaLiga di musim 1999/2000.