Krisis Kreativitas dan Tumpulnya Lini Depan Liverpool
LIVERPOOL – Krisis kreativitas Liverpool di Liga Primer Inggris 2020/2021 berlanjut. Itu terjadi ketika pasukan Juergen Klopp menjamu Everton di Anfield, Minggu (21/2/2021) WIB.
Pada laga bertajuk Derby Merseyside itu, Everton mengakhiri kutukan tak pernah menang pada laga tandang sejak 1999 dengan mengalahkan Liverpool 2-0. Itu merupakan kemenangan pertama Everton atas Liverpool dalam 24 pertemuan di semua kompetisi (S12 L11) sekaligus mengakhiri rekor tak terkalahkan terlama The Reds melawan satu lawan.
Satu catatan yang menarik dari pertandingan ini adalah efektivitas menjadi faktor penentu. Liverpool boleh memiliki statistik penguasaan bola yang bagus di pertandingan ini.
Penguasaan bola dalam laga yang berjalan di Stadion Anfield terkesan berat sebelah ke tuan rumah. Berdasarkan statistik WhoScored, The Reds memegang bola sebanyak 72% berbanding 28%.
Dengan jumlah penguasaan bola sebanyak itu, wajar jika Liverpool mencatatkan banyak peluang. Total 35 tembakan dilepaskan dan tujuh di antaranya berhasil merepotkan kiper Everton. Namun tak ada gol yang mampu merusak kesucian gawang The Toffees.
Tetapi tak ada jaminan tim yang menang dalam penguasaan bola mampu meraih kemenangan. Pada akhirnya, adalah efektivitas yang menjadi pembeda terbesar antara kedua tim.
Everton sukses mencetak gol cepat pada menit kedua melalui aksi Richarlison. Tujuh menit sebelum pertandingan usai, Gylfi Sigurdsson membuat The Toffees menang 2-0 atas Liverpool.
Jamie Carragher menyimpulkannya, meskipun Liverpool mendominasi penguasaan bola, itu tidak ada artinya jika tak mampu menciptakan gol. “Itu adalah masalah besar bagi tim Liverpool saat ini,” ujarnya dikutip dar Sky Sports.
Ketajaman lini depan Liverpool seiring waktu tampaknya mulai terkikis. Label penyerang berbahaya yang sempat melekat pada Mohamed Salah, Firmino, dan Sadio Mane mulai menjauh dari mereka.
Itu bisa dilihat di statistik. Sejak pergantian tahun, selama waktu itu Liverpool kalah dalam lima dari delapan pertandingan Liga Primer Inggris. Si Merah memiliki rasio konversi tembakan terendah di divisi tersebut dengan 5,8%.
Ini bukan Liverpool yang dikenal Carragher. “Saya tahu kondisinya buruk, tetapi setiap kali Everton melakukan umpan panjang ke arah Kabak, dia selalu berada di mana-mana. Tidak mudah bagi siapa pun di lapangan, tetapi tidak ada yang punya masalah sebanyak dia.”