Klub Top Brasil Relakan Stadionnya Jadi Tempat Perawatan Pasien Corona
SAO PAOLO – Selalu ada cara melakukan kebaikan di tengah situasi sulit ini. Sifat-sifat mulia tersebut dimiliki klub-klub top Brasil yang siap meminjamkan stadion mereka kepada otoritas kesehatan untuk dipakai menjadi rumah sakit darurat dan klinik guna mengatasi pandemi Covid-19.
Dengan ditangguhkan kompetisi hingga pemberitahuan lebih lanjut, lebih dari setengah klub di Seri A Brasil telah merelakan stadion mereka. Bantuan itu dilakukan karena pihak berwenang di Sao Paulo dan Rio de Janeiro yang tengah berusaha untuk memperluas kapasitas rumah sakit untuk menangani krisis.
Juara bertahan Seri A Brasil musim lalu Flamengo salah satunya. Klub berjuluk Rubro-Negro tersebut dengan sukarela memberikan Stadion Maracana mereka yang terkenal di Rio de Janeiro kepada otoritas kesehatan.
“Pada saat yang suram seperti saat ini, saya ingin menjadikan seragam merah dan hitam klub kami yang agung untuk memperbarui harapan dan bekerja negeri kita untuk hari yang lebih baik. Mari kita jaga orang tua kita, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita. Bantu mereka yang paling membutuhkannya,” kata Presiden Klub Rodolfo Landim, dilansir channelnewsasia.com.
Langkah Flamengo juga diikuti Corinthians. Mereka bahkan mempersilakan otoritas kesehatan setempat menggunakan Stadion Itaquerao dan markas latihan mereka. Begitu juga Santos yang mengumumkan bahwa klinik sementara akan didirikan di salah satu ruang tunggu di dalam Stadion Vila Belmiro.
“Kami menyediakan stadion dan tempat latihan kami sehingga pihak berwenang dapat mengevaluasi bagaimana tempat kami dapat digunakan untuk memerangi penyebaran penyakit,” bunyi pernyataan Corinthians.
Kesediaan klub-klub Brasil memberikan fasilitas yang dimiliki jelas menjadi angin segar bagi otoritas kesehatan Brasil. Seperti diketahui, pihak berwenang di Sao Paulo—kota terbesar di Brasil—mengatakan mereka akan memasang 200 tempat tidur di rumah sakit lapangan di stadion Kota Pacaembu untuk mengurangi beban pada rumah sakit kota yang sudah kewalahan karena pandemi Covid-19.
Brasil memang harus bergerak cepat. Pasalnya, saat ini mereka telah memiliki 1.128 orang infeksi Covid-19 dan 18 kematian. Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta pada Jumat (20/3) memperkirakan Covid-19 akan mencapai puncaknya di negara itu antara April dan Juni. Diperkirakan penurunan infeksi Covid-19 terjadi mulai September.
Mandetta memperingatkan sistem kesehatan di negara berpenduduk 210 juta orang itu bisa mencapai titik keruntuhan pada akhir April. Namun, hal itu coba disikapi dengan tenang oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Menurut dia, hal itu terlalu dibesar-besarkan.
Dia bahkan menilai Mandetta seharusnya menghadirkan ketenangan kepada rakyat Brasil, bukannya menambah kepanikan. Bolsonaro menegaskan bahwa pemerintahannya akan berusaha sebaik mungkin agar pandemi Covid-19 di Brasil teratasi.
“Saya pikir Mandetta melebih-lebihkan. ‘Runtuh’ adalah pilihan kata yang salah. Apa yang kami lakukan adalah memperpanjang kurva infeksi. Saya tidak percaya ada keruntuhan pada sistem kesehatan kami,” tandas Bolsonaro.