Mon. Dec 23rd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Kisah Diego Simeone Jebol Gawang Mantan Klub

MADRID – Sebelum menjadi pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone merupakan gelandang ganas yang menjuarai banyak trofi. Prestasinya penuh penuh emosional -termasuk ketika mencetak gol ke gawang mantan klub.

Simeone adalah gelandang box-to-box yang gesit, teknikal, serta agresif. Ia bersinar selama satu dekade di LaLiga, dimulai bersama Sevilla lalu dua periode berbeda sebagai pemain Atletico.

Setelah melewati berbagai tahapan di Velez Sarsfield di Argentina, Simeone bermain dua musim di klub Italia AC Pisa sebelum bergabung dengan Sevilla pada musim panas tahun 1992. Simeone yang saat itu berusia 22 tahun sangat kompetitif, dan dengan cepat menyesuaikan diri dengan kehidupan di Ibu Kota Andalusia itu, di mana kompatriotnya, Diego Maradona dan Monchi, Direktur Olahraga Sevilla saat ini, adalah rekan setimnya.
Pelatih legendaris Atletico, Luis Aragones, memiliki dampak besar bagi Simeone saat ia tiba di Sevilla pada tahun 1993, serta menjadi alasan Simeone pindah ke Vicente Calderon setahun kemudian, setelah mencatatkan 12 gol dalam 64 penampilan di LaLiga bersama Sevilla.

Simeone kemudian datang di Atletico yang sedang mengalami transisi, dan gaya bermainnya yang ngotot diandalkan Atletico untuk berjuang melawan degradasi, dan sebuah gol melawan mantan klubnya, Sevilla pada hari terakhir musim itu sangat krusial untuk membawa Atletico tetap berada di divisi teratas.
12 bulan kemudian, Simeone juga mencetak gol di pertandingan terakhir, tetapi dalam keadaan yang sangat berbeda. Tim Atletico yang baru, asuhan Radomir Antic, Berjaya pada musim 1995/1996, di mana mereka berhasil merebut gelar LaLiga musim itu, sebuah tim yang diisi pemain-pemain kunci seperti Jose Molina, Santi Denia, dan Kiko, yang merepresentasikan kualitas dari tradisi Rojiblanco. El Cholo menjadi jantung tim yang juga berhasil meraih gelar Copa del Rey, dengan mengalahkan Barcelona 1-0 di final berkat gol dari Milinko Pantic.

Musim panas 1997 membawa Simeone ke Italia, dimana ia bermain selama dua tahun untuk Inter Milan, dan menjuarai Piala UEFA 1997-98. Ia kemudian menghabiskan empat musim lagi di Lazio, dimana ia mengangkat empat trofi termasuk gelar Serie A 1999-2000 dalam sebuah tim yang dilatih oleh Sven Goran Eriksson.

Simeone kembali ke Atlético pada tahun 2003 untuk membantu klub melewati masa sulit dalam sejarahnya. Bersama dengan rekan baru, termasuk kompatriot Ariel Ibagaza, dan dua talenta asli asal akademi, Fernando Torres dan Gabi Fernandez, ia membantu tim kembali ke kasta tertinggi setelah dua musim berada di kasta kedua.

Karir internasionalnya bersama Argentina cukup panjang dan sukses, termasuk 11 gol dalam 108 pertandingan, penampilan dalam tiga Piala Dunia, serta dua gelar Copa America. Setelah menyelesaikan karir bermainnya di tanah kelahiran bersama Racing Club, ia kemudian memulai karir kepelatihannya di sepakbola Argentina, sebelum kembali ke Atletico sebagai pelatih pada bulan Desember 2011.

Simeone segera mencari cara menanamkan semangat yang sama dan telah ditampilkan pekan demi pekan oleh skuad Atletico. Rekan satu tim lainnya dari dalam gelar ganda musim 1995/96, Juan Vizcaino dan Jose Luis Caminero, juga kembali ke klub itu, ketika Simeone membawa mereka ke gelar LaLiga berikutnya dan melawan segala rintangan LaLiga pada musim 2013/14.

Mantan gelandang tak kenal lelah ini masih dikenal dengan karakternya yang meledak-ledak, terutama ketika ia mendampingi timnya dari pinggir lapangan, dan ia akan kembali melakukannya untuk Atletico setelah La Liga kembali bergulir. Berawal sebagai pemain dan sekarang menjadi pelatih, El Cholo adalah seorang Atletico sejati.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.