Mon. Dec 23rd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Kinerja Tim Mengkhawatirkan, Ada Apa Inter?

MILAN – Bukannya membaik, kinerja Inter Milan malah semakin mengkhawatirkan. Sinyalemen itu diperlihatkan I Nerazzurri seusai ditahan AC Parma 2-2 pada lanjutan Seri A di Giuseppe Meazza, Minggu (1/11).

Inter bahkan dibuat ketar-ketir lantaran Parma sempat memimpin dua gol yang diborong Gervinho di menit ke-46 dan ke-52. Mereka terhindar dari kekalahan setelah Marcelo Brozovic (64) dan Ivan Perisic (90+2) membuat kedudukan berakhir 2-2.

Torehan satu poin membuat Inter tersendat di peringkat kelima dengan 11 poin. Mereka berpotensi tertinggal lima poin dari rival sekota yang memuncaki klasemen sementara Seri A, AC Milan, jika mampu menundukkan Udinese tadi malam.

Bukan hanya itu, tren negatif Inter berlanjut. Samir Handanovic dkk selalu imbang di dua pertandingan terakhir. Tercatat dari 6 pertandingan terakhir di semua kompetisi, I Nerazzurri hanya memetik 1 kemenangan, 4 hasil imbang, dan 1 kekalahan.

Kekecewaan pun begitu dirasakan pelatih Antonio Conte. Dia mengatakan permasalahan utama Inter adalah tidak mampu memaksimalkan peluang sehingga menyebabkan kegagalan menuai 3 poin. Itu mengacu pada 24 tendangan yang mereka lepaskan atau lebih banyak dari Parma (6 tendangan).

“Ini bukan pertandingan pertama yang kami kuasai, tetapi hampir kalah. Jika Anda tidak mencetak gol dalam sepak bola, Anda tidak menang. Namun sekali lagi, kami melewatkan banyak peluang, kami melakukan banyak kesalahan dan itu tidak bagus. Kami membutuhkan tekad dan ketelitian. Itulah yang dilakukan Parma karena mereka mencetak dua gol dengan dua peluang,” keluh Conte seperti dilansir football-italia.net.

Absennya Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez karena cedera otot diduga membuat lini depan Inter kehilangan taring. Lautaro Martinez dan Andrea Pinamonti yang diandalkan sebagai penyerang kehilangan taji. Tapi Conte enggan menjadikannya sebagai alasan. Dia menilai siapa pun yang bermain memiliki tanggung jawab sama besar terhadap tim.

Conte jelas harus berbenah mengingat Inter tidak memiliki banyak waktu karena bakal bertolak ke Spanyol untuk menghadapi Real Madrid pada pertandingan Grup B Liga Champions, Rabu (4/10). I Nerazzurri wajib meraih kemenangan guna menjaga kans melaju ke fase knockout.Kami menciptakan peluang, tapi masalahnya adalah finishing. Ini bukan hanya tentang penyerang, tetapi juga bek sayap, gelandang, bek. Ketika menyerang, kami melibatkan banyak pemain, tetapi untuk kesekian kalinya kami tidak tepat atau tidak cukup bagus ketika mencapai posisi mencetak gol,” urai Conte.

Bila Conte menyalahkan ketidakmampuan timnya menambah gol, CEO Inter Giuseppe Marotta justru mengkritisi VAR yang dinilainya tidak berfungsi dengan baik. Dia menganggap di babak kedua Inter sebenarnya pantas mendapatkan penalti setelah Perisic dijatuhkan bek Parma, Norbeth Balogh, tetapi wasit Marco Piccinini tidak menganggapnya pelanggaran.

Menurut Marotta, keputusan itu merugikan karena Inter berpeluang besar memenangi pertandingan. “Tugas kami juga untuk memprotes keputusan wasit. Ini adalah satu-satunya tempat kami untuk protes karena kami tidak memiliki cara lain untuk membuat suara kami didengar. Kami menyadari VAR hanya melakukan intervensi dengan kesalahan yang jelas dan jelas, tetapi hari ini ada penalti yang jelas dan jelas. Jadi wasit lebih menaruh perhatian atau VAR harus digunakan,” papar Marotta

Di sisi lain kekecewaan kubu Inter atas hasil imbang justru dijadikan modal Parma bangkit. Maklum persiapan I Gialloblu sebenarnya sedikit terganggu setelah dua pemainnya terinfeksi Covid-19 jelang pertandingan melawan Inter. Total dalam 2 hari, 4 pemain mereka terinfeksi Covid-19. Itu menambah jumlah pemain yang terkena di mana sebelumnya 7 anggota tim yang terdiri atas pemain dan staf Parma teridentifikasi Covid-19.

Karenanya kendati belum meraih kemenangan di 3 pertandingan terakhir, pelatih Fabio Liverani mengaku sangat bangga dengan perjuangan pasukannya. Dia bahkan menilai Parma bermain baik dan berpeluang memenangi pertandingan melawan Inter. Tercatat, dari 5 lawatan terakhir ke Giuseppe Meazza di Seri A, I Gialloblu belum terkalahkan (1 kali menang, 4 kali imbang).

Parma yang kini naik ke peringkat ke-16 klasemen sementara Seri A (5 poin) semakin bersemangat untuk terus bangkit. Selanjutnya mereka akan menjamu AC Fiorentina di Stadio Ennio Tardini. “Jelas kami menyesal tidak menang karena kami memainkan permainan terbaik yang mampu kami mainkan pada saat ini. Kami bermain dengan hati dan pengorbanan. Kesulitan selama satu setengah bulan terakhir membuat kami tidak bisa berlatih bersama dengan konsistensi apa pun,” sebut Liverani.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.