Keuangan Tergerus, Klub Liga Inggris Takut Kompetisi Musim Depan Digelar Tertutup
LONDON – Klub Liga Primer mengkhawatirkan kompetisi musim depan tetap digelar tertutup lantaran penyebaran wabah virus corona tak menunjukkan penurunan di Inggris. Klub merasakan efek coronavirus akan menyebar jauh di luar musim ini.
Pada Kamis (19/3/2020) FA menyatakan kompetisi musim ini akan ditunda hingga setidaknya 30 April 2020. Klub menerima kenyataan bahwa kampanye musim ini kemungkinan akan selesai tanpa riuh penonton di stadion lantaran krisis yang sedang berlangsung akibat pandemi virus corona yang meningkat dengan cepat.
Dilaporkan Mirror, sebagian besar klub merasakan efeknya akan melampaui kampanye yang tertunda dan akan melihat musim 2020/2021 digelar di depan tribun kosong.
Semua 20 klub Liga Primer melakukan konferensi video darurat melalui Skype yang dipimpin ketua sementara liga Claudia Arney, di mana diputuskan bahwa kompetisi musim ini harus dilanjutkan.
Pertemuan yang diikuti Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), EFL (Liga Primer), Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (PFA) dan LMA, membahas kelanjutan kompetisi yang terhenti lantaran pandemi virus corona.
Debat berkecamuk dalam pertemuan itu, namun disimpulkan musim ini dilanjutkan dan akan berakhir selambat-lambatnya 1 Juni. Itu berarti jadwal musim ini akan bermain di musim panas, setelah Piala Eropa 2020 resmi ditunda hingga 2021.
Jika pertandingan dianggap aman untuk dimainkan pada akhir April, setelah kesehatan pemain diperiksa, sangat kecil kemungkinan kehadiran fans akan diizinkan selama beberapa pekan, atau bahkan beberapa bulan.
Lebih lanjut dilaporkan bahwa 12 Juli -semula tanggal ini final Piala Eropa 2020 akan dimainkan- juga disebut sebagai tanggal kunci potensial di mana musim sekarang bisa selesai.
Semakin lama sepak bola ditangguhkan dan penggemar menjauh, ini berdampak kepada liga yang kastanya di bawah Liga Primer. Mereka akan terus menderita akibat sedikit pemasukan.
Seperti yang diungkapkan Sportsmail, para pemain English Football League (EFL) telah diberitahu bahwa upah mereka akan dipotong untuk mengatasi tekanan finansial yang disebabkan wabah Covid-19.
Dana bantuan 50 juta pounds (Rp948 miliar) yang diluncurkan Dewan EFL awal pekan ini hanya akan cukup untuk mengatasi keuangan klub selama empat pekan ke depan dan bahwa lebih drastis akan diperlukan untuk menjaga mereka bertahan jika suspensi terus melampaui April, seperti yang tampaknya tidak terhindarkan.
Klub di setiap tingkat EFL dari favorit promosi Liga Primer, Leeds United hingga Macclesfield di League Two mengalami kesulitan untuk mengatasi masalah keuangan tanpa pendapatan dari pertandingan, dan akan meminta pemain mereka untuk membantu mereka bertahan dalam bisnis dengan menerima pemotongan upah jika penguncian (lockdown) berlanjut.