Inilah Sosok Christo Popov yang Mengguncang Bulu Tangkis Dunia
Christo Popov di ambang membuat sejarah besar tidak hanya bagi bulu tangkis Prancis tapi juga dunia. Ya, Popov satu-satunya wakil Eropa yang mampu menerobos dominasi Asia hingga mampu melaju ke final tunggal putra Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2019. Luar biasa!
Hari ini, Popov akan bertarung menghadapi unggulan pertama asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn. Menang atau kalah, Popov sudah membuat sejarah. Setidaknya bagi Prancis yang tidak memiliki sejarah di dunia bulu tangkis.
Siapa Christo Popov? Popov adalah anak kedua dari tiga putra Toma Popov, yang bermain dan kemudian melatih untuk Bulgaria sebelum pindah ke Prancis. Dia pindah dari Bulgaria ke Prancis 16 tahun lalu.
Anak tertua, Toma Junior Popov, naik ke tangga senior, setelah memenangkan tunggal dan ganda di Kejuaraan Junior Eropa pada 2017. “Saya adalah pemain yang baik tetapi tidak pada level ini,” kata Toma Popov. ’’Tentu saja saya ingin menjadikan putra saya lebih baik daripada saya. Bulu tangkis tidak sama dengan 25 tahun yang lalu. Sejak Peter Gade, Lin Dan dan Taufik Hidayat kecepatannya menjadi jauh lebih tinggi,”lanjutnya.
Mengingat pengalamannya sebagai pemain dan pelatih, Popov senior telah membangun sebuah tim untuk mendukung putra-putranya – tim tersebut termasuk pelatih fisik dan kinesiologis – yang independen dari campur tangan kepelatihan nasional. Ketiga anak laki-laki Popov berlatih di klub ayah mereka.
’’Terkadang kami bekerja dengan tim nasional tetapi kami tinggal di pusat pelatihan kami di selatan Prancis bersama saudaranya. Saya merencanakan pelatihannya, kami memiliki tim besar. Kami memiliki pelatih fisik dan kinesiologis,’’ungkapnya.
“Saya ingin menjadikan ketiga putra saya sebagai pemain bulu tangkis. Putra terakhir saya, Boris berusia 10 tahun dan saya berharap dia menjadi pemain yang baik. Saya juga punya pemain bagus lainnya di tengah.’’
Perjalanan Popov ke final dilalui dengan mengalahkan pemain Asia yang lebih berpengalaman. Berstatus unggulan 10, Popov mendapat bye di babak pertama. Di babak kedua, Popov menaklukkan wakil Eropa lainnya, Christopher Vittoriani dari Denmark, dengan skor 21-17, 21-15.
Berlanjut ke babak ketiga, Popov menghentikan pemain Thailand, Varot Uraiwong melalui permainan tiga game 21-11, 15-21, 21-9. Pemain Jepang, Takuma Kawamoto menjadi korban Popov dengan skor 21-9 21-5.
Sepak terjang Popov kembali menyingkirkan pemain Taiwan, Lin Kuan-Ting dengan skor 21-11 22-20. Yang heroik, aksi pemain kidal Prancis ini mampu mengalahkan wakil China, Ren Cheng Ming sekaligus memastikan merebut medali pertama bagi negaranya. ’’Luar biasa. Ini medali pertama saya di kejuaraan dunia junior dan juga sejarah bagi Prancis, jadi saya senang bahwa saya yang pertama,”kata Popov.
“Ini perempat final kedua saya di kejuaraan dunia junior setelah Yogyakarta dan saya stres lagi. Sangat bagus juga bahwa saya mengalahkan pemain China untuk pertama kalinya,”ujarnya.
Keputusan ayahnya untuk membangun peraturan sendiri tampaknya berhasil dengan baik. “Kami tidak memiliki semua teknologi yang dapat membantu kami, tetapi kami memiliki tim, dengan ahli terapi fisik untuk membantu pemulihan,” kata Popov. “Kami telah membangun tim selama dua tahun terakhir. Kami benar-benar bekerja keras dan saat ini bekerja dengan baik.”
Christo kini bersiap menghadapi Kunlavut yang merupakan juara Asia. Di final, Popov tidak ingin terbebani dengan sejarah besar yang di depan mata.”Senang bisa menembus final. Aku harus mempertahankan kecepatan dalam setiap pertandingan. Kunlavut pemain yang bagus, Aku kalah saat beregu dan Aku berharap bisa melakukan lebih baik.”