Indonesia Gagal Tampil di All England, Greysia Polii: BWF Harus Adil dan Tanggung Jawab
BIRMINGHAM – Kekecewaan meliputi seluruh anggota tim All England Indonesia. Ganda putri Indonesia Greysia Polii melampiaskan ketidakpuasannya pada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang disebutnya sebagai biang keladi atas masalah tersebut.
Greysia dan rekannya Apriyani Rahayu sejatinya sudah lolos ke babak 16 besar All England 2021. Mereka menang WO atas Kilasu Ostermeyer/Franziska Volkmann (Jerman).
Sayangnya seluruh wakil Indonesia dipaksa mundur karena berada satu pesawat dengan penderita Covid-19 saat penerbangan menuju Birmingham, Inggris dari Istanbul Turki. Dalam kasus tersebut, pemerintah Inggris memberlakukan aturan untuk isolasi mandiri selama 10 hari.
Satu hal yang bikin Greysia kesal adalah beberapa hari sebelumnya terjadi masalah serupa di mana ada tujuh kasus positif yang menimpa tiga negara berbeda yaitu India, Denmark dan Thailand.
Tapi anehnya ketiga negara tersebut tetap diperbolehkan beraksi di All England. Hal tersebut yang membuat Greysia naik pitam.“Jadi memang situasi itu agak rancu. Kita itu dapat warning dari pemerintah Inggris. Sedangkan mereka yang positif kemarin itu ditangani dalam aturan BWF,” kata Greysia di akun Instagram, Kamis (18/3/2021).
“BWF mungkin tak bisa bantu banyak karena tim Indonesia itu di warning langsung dari negara ini (Inggris). Kita juga enggak bisa apa-apa, namanya juga aturan negara, tidak ada pilihan selain mematuhi aturan negara ini,” ujarnya.
“Tapi, yang jadi kunci itu adalah BWF harus tanggung jawab cari letak permasalahan dimana, kasih perlindungan untuk atletnya, cari solusi, kasih kejelasan. BWF harus adil dan jelas!!!”.
PBSI juga tidak bisa berbuat banyak lantaran ini merupakan kebijakan dari pemerintah Inggris.
“Yang pasti hari ini memang kabar yang sangat sangat mengagetkan kita semua, tim Indonesia, di mana pada saat tadi di lapangan, panitia menyampaikan langsung kepada saya bahwa tim Indonesia harus menarik diri,” kata Manajer Tim Ricky Subagja di channel YouTube PBSI.
“Ini dikarenakan masalah dari pemerintah sebetulnya, dari 24 tim yang berangkat ke Birmingham, 20 orang mendapatkan email dari pemerintah Inggris. Mereka harus isolasi selama 10 hari. Ini sempat dipertanyakan ke panitia All England. Kenapa bisa sampai dengan 10 hari? Kedua bagaimana hasil dari isolasi mandiri tersebut harus 10 hari, padahal sebagian besar ini atlet (dan harus bertanding),” sambungnya