Hansi Flick Beber Sukses Bayern Muenchen Juara Liga Champions
LISABON – Ketika Hansi Flick mengambil alih Bayern Muenchen yang sedang berjuang pada November 2019, tak sedikit yang meremehkannya. Namun berkat kerja keras, Flick mampu membuktikan kalau dirinya mampu membawa Bayern menjadi juara tak hanya di dalam negeri namun
Estadio do Sport Lisboa e Benfica (da Luz), Senin (24/8/2020) dini hari WIB, jadi saksi betapa kuatnya motivasi pemain Bayern untuk merengkuh gelar keenam Si Kuping Besar. Mereka berhasil mendominasi permainan atas Paris Saint Germain (PSG).
Perlu kerja sama tim untuk bisa menembus gawang PSG yang dikawal Keylor Navas. Dan di menit 59, akhirnya Kingsley Coman berhasil memecahkan kebuntuan. Gol tandukan kepalanya itu mengantarkan Bayern merengkuh gelar keenam di Liga Champions.
“Saya bangga dengan tim ini. Ketika saya memulainya pada November, saya membaca berita utama: ‘Tidak perlu takut atau menghormati Bayern Muenchen lagi’,” kata Flick dikutip Reuters.
“Tapi perkembangan tim saya sejak saat itu sangat sensasional. Kami memanfaatkan semuanya dengan maksimal. Tidak mudah untuk memenangkan tiga gelar. Itu kerja keras,” tambahnya.
Flick menggantikan Niko Kovac pada November setelah kalah 5-1 dari Eintracht Frankfurt dan Bayern tersingkir dari tiga besar Bundesliga. Namun mantan asisten pelatih Timnas Jerman, Joachim Loew itu berhasil membalikkan keadaaan. Ia kembali menjadikan Bayern sebagai tim menakutkan dengan torehan kemenangan yang sulit disamai para rival.
“Anda bisa melihat selama musim dingin seberapa besar tekad yang kami miliki di tim ini, yang jelas merupakan sesuatu yang Anda inginkan sebagai pelatih,” kata Flick.
The Bavarians juga memenangkan setiap pertandingan Liga Champions musim ini, termasuk menghancurkan Barcelona dengan skor 8-2 di perempat final, menjadi tim pertama yang melakukannya. “Jika Anda melihat bagaimana kami bekerja hingga menit ke-96 malam ini di pertahanan, maka itu adalah semangat tim yang luar biasa,” ujar Flick.
“Setiap pemain berkembang musim ini sedemikian rupa sehingga bisa memenangkan tiga gelar. Ini hanya terjadi sebagai tim.”