Gagal Asuh Cristiano Ronaldo Jadi Penyesalan Wenger Seumur Hidup
PARIS – Benar kata pepatah, penyesalan tiada berguna dan selalu datang belakangan. Itulah yang dirasakan Arsene Wenger ketika gagal menjadikan Cristiano Ronaldo menjadi anak asuhnya.
Ketika masih dipercaya menukangi Arsenal, Wenger sebenarnya kepincut dengan keahlian Ronaldo dalam mengolah si kulit bundar. Sayangnya CR7 malah memilih bergabung dengan Manchester United.
Seandainya ketika itu Ronaldo berhasil diperolehnya dan bisa diduetkan dengan Thierry Henry, sambil bercanda Wenger mengatakan mungkin 200 gol bisa dibuat.
Selepas berkiprah di United, Ronaldo makin berkibar di Real Madrid. Ia tak hanya menjadi pencetak gol terbanyak buat Los Blancos tapi juga memberikan empat gelar Liga Champions.
Ronaldo juga lima kali memenangkan Ballon d’Or, angka yang hanya dikalahkan oleh saingan lamanya Lionel Messi di Barcelona. Wenger tidak bisa tidak membayangkan jika Ronaldo bermain dengan pemain seperti Henry, Robert. Pires dan Dennis Bergkamp di bawah asuhannya.
“Tentu saja saya berpikir bagaimana jika, misalnya, Cristiano Ronaldo bermain dengan Thierry Henry, Pires, (Sylvain) Wiltord dan Dennis. Mungkin kami mencetak 200 gol dalam satu musim,” kata Wenger dalam wawancara dengan BBC.
“Anda terkadang menyesal, Anda pikir itu kesalahan Anda karena Anda tidak memutuskan dengan cukup cepat atau terkadang secara finansial Anda tidak bisa cukup cepat setuju, tetapi secara keseluruhan saya harus mengatakan Anda pergi ke Chelsea, Anda pergi ke Manchester United, Anda pergi ke Liverpool. Setiap klub penuh dengan cerita seperti ini.”
Ketika ditanya apakah Wenger juga menyesal tak bisa mengontrak Zlatan Ibrahimovic. Sebab, pemain AC Milan itu pernah menjalani uji coba ketika masih remaja berhasil menjebol gawang Arsenal.
“Tidak juga, karena dia adalah seorang anak berusia 17 tahun yang bermain di Malmo di liga kedua di Swedia. Dan tidak ada yang mengenalnya. Kami memberikan uji coba kepada banyak pemain pada usia 17 – itu benar-benar normal sebelum Anda membuat keputusan.”