FBI Tembak Mati Pria AS yang Hendak Membom RS Virus Corona
KANSAS CITY – Seorang pria Missouri yang berencana akan membom sebuah rumah sakit untuk perawatan para pasien virus corona COVID-19 ditembak mati agen FBI dalam insiden baku tembak.
Pria bernama Timothy Wilson, 36, awalnya hendak ditangkap setelah Biro Investigasi Federal (FBI) mengetahui bahwa dia memutuskan untuk mempercepat rencana pemboman rumah sakit.
Wilson semula cedera dalam insiden baku tembak hari Selasa waktu setempat di Belton, pinggiran Kansas City. Namun, dia akirnya tewas setelah dibawa ke rumah sakit.
Agen khusus FBI untuk Kansas City, Timothy Langan, mengatakan Wilson sudah lama diselidiki terkait kasus terorisme domestik.
Wilson mempersenjatai diri saat hendak ditangkap. Langan, dalam sebuah pernyataan tidak merinci bagaimana Wislon mengalami cedera fatal atau pun memberikan rincian lebih lanjut tentang insiden penembakan itu.
Pernyataan Langan menambahkan penyelidikan kasus terorisme domestik sudah berlangsung selama berbulan-bulan dan menentukan bahwa Wilson adalah seorang ekstremis yang berpotensi melakukan kekerasan bermotivasi keyakinan agama, ras dan anti-pemerintah.
“Dia berencana selama beberapa bulan untuk melakukan pemboman dan memutuskan untuk menargetkan rumah sakit di daerah Kansas City menggunakan peledak improvisasi yang diangkut kendaraan untuk menyebabkan kerusakan parah dan korban massal,” kata FBI, seperti dikutip Fox News, Jumat (27/3/2020). Nama rumah sakit itu dirahasikan.
Wilson mengambil langkah-langkah untuk mendapatkan bahan-bahan untuk bom itu bahkan ketika Satuan Tugas Gabungan Terorisme FBI mengawasi dirinya. Dia mengambil apa yang dia pikir sebagai bom ketika agen berusaha menangkapnya pada Selasa. FBI mengatakan bom itu bukan sungguhan, tetapi biro investigasi itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
FBI menggambarkan insiden yang menewaskan Wilson sebagai penembakan yang melibatkan agen dan mengatakan insiden sedang diselidiki oleh Divisi Inspeksi FBI sesuai dengan kebijakan biro tersebut.
Di AS saat ini sebanyak 85.594 orang terinfeksi COVID-19 dengan 1.300 di antaranya telah meninggal. Sejauh ini 1.868 pasien berhasil disembuhkan. Angka kasus infeksi itu merupakan yang terbanyak di dunia melampui China 81.340 orang dan Italia 80.589 orang.