Dream Team Barca versi Xavi: Ada Neymar di Sana
BARCELONA – Mantan kapten Barcelona yang kini menjadi pelatih klub Liga Qatar Al-Sadd, Xavi Hernandez, membuat daftar tim impian Barcelona. Dari 11 pemain yang masuk hitungannya, ada mantan pemain Barca yang hengkang ke Paris Saint-Germain (PSG) Neymar Jr.
Xavi mengakui bahwa Neymar kembali ke Barcelona adalah ide yang bagus. Xavi mendukung upaya Barca yang saat ini tengah berusaha memulangkan bintang Brasil itu ke Camp Nou.
“Saya akan mengontrak pemain sayap, seperti Neymar, saya tidak tahu apakah dia cocok dalam arti alasan sosial. Tapi, sebagai pemain saya tidak ragu dia akan menjadi pemain yang spektakuler,” kata Xavi berbicara dari Doha saat diwawancara La Vanguardia, seperti dilansir sport.es.
“Barcelona sudah memiliki pemain yang bisa bermain di dalam, tapi kurang pemain sayap seperti yang dimiliki Bayern. Mereka tidak butuh banyak wajah baru. Jadon Sancho, Serge Gnabry,” imbuh Xavi.
Soal wajah The Dream Team versinya, Xavi menjelaskan. “Banyak anggota pasukan yang tampaknya luar biasa bagi saya. Dimulai dengan penjaga gawang, yang bagi saya adalah yang terbaik di dunia, Jordi Alba adalah bek kiri terbaik di dunia bagi saya juga, Pique, bek tengah terbaik.”
“(Sergio) Busquets gelandang bertahan terbaik, dan Lionel Messi, pemain terbaik di dunia. Jika kita menambahkan Luis Suarez, De Jong dan Arthur, ada pemain yang menang selama 10 tahun di Barca. Basisnya sangat bagus,” ujar Xavi yang bermimpi suatu hari menjadi pelatih tim utama Barcelona
Dalam kesempatan yang sama, Xavi juga berbicara tentang hubungannya dengan mendiang Johan Cruyff dan keinginannya untuk berlatih di Barcelona. Menurut Xavi, Cruyff adalah orang yang mengubah sejarah sepak bola.
“Jika sepak bola adalah agama, Cruyff adalah dewanya. Kami bertemu beberapa kali. Dia memberi tahu saya bahwa suatu hari nanti Barca akan datang mencari saya dan dia memberi saya saran: bahwa saya harus memutuskan sesuatu.”
“Tidak semua orang memiliki pengalaman, Anda mengerti klub, permainan, masuk tetapi dengan semua konsekuensinya, jangan memutuskan yang lain.”