Fri. Nov 22nd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Bukan Sembarang Pembalap Perempuan, Gina Bovaird Pionir di MotoGP

Ajang balap motor selalu identik dengan laki-laki, terutama di kelas MotoGP. Pada kelas itu, pembalap harus menunggangi dan mengendalikan motor buas yang mampu melesat lebih dari 350 km/jam.

Meski begitu, ternyata ada juga pembalap perempuan yang pernah menantang dominasi ini. Adalah seorang Gina Bovaird, pembalap perempuan asal Amerika Serikat, yang memiliki cukup ambisi dan mimpi untuk mewujudkannya. Siapa Gina Bovaird?

1. Pembalap perempuan asal Amerika Serikat

Bukan Sembarang Pembalap Perempuan, Gina Bovaird Pionir di MotoGP

Gina Bovaird lahir di Boston, Massachusetts, pada 29 Mei 1949. Ia dikenal sebagai perempuan pertama dan, sampai saat ini, satu-satunya yang pernah membalap di kelas MotoGP.

Sejak di Amerika, Bovaird memang sudah terjun ke dunia balap. Bovaird merupakan perempuan pertama yang mampu finis 10 besar di kejuaraan American Motorcyclist Association (AMA). Ia juga pernah mengikuti Daytona 200 dan menjadi rookie tercepat. Ia mampu mencatatkan kecepatan rata-rata hingga 228 km/jam.

2. Bertualang ke Eropa untuk mengikuti Grand Prix

Bukan Sembarang Pembalap Perempuan, Gina Bovaird Pionir di MotoGP

Impian pembalap adalah menjadi yang tercepat. Jika memungkinkan, harus berlaga di ajang paling tinggi. Mimpi ini juga dimiliki Gina Bovaird. Untuk mencapai mimpinya, ia kemudian pindah ke Eropa.

Pada 3 April 1981, Bovaird debut di Imola 200, sebuah ajang balap ketahanan motor yang bisa dibilang mirip Daytona 200, tetapi versi Eropa. Dilansir Gazzetta, Bovaird kurang beruntung pada debutnya ini. Ia hanya mampu mengikuti balapan selama tiga putaran karena motor yang ditungganginya rusak parah. Ia terpaksa kehilangan kesempatan menyentuh garis finis.

Selain mengikuti Imola 200, Bovaird juga mengikuti balap adu kecepatan. Menurut Autonews, masih pada tahun yang sama, ia mengikuti GP Jerman kelas 125cc dengan MBA 125. Pada tahun berikutnya, Bovaird mewujudkan mimpinya dengan mengikuti Grand Prix kelas 500cc.

3. Pembalap perempuan pertama di kelas 500cc yang kini MotoGP

Bukan Sembarang Pembalap Perempuan, Gina Bovaird Pionir di MotoGP

Pertama kalinya dunia melihat pembalap perempuan di kelas MotoGP adalah pada 1982. Gina Bovaird memiliki kesempatan berlaga di kelas 500cc pada seri GP Prancis yang berlangsung di Sirkuit Nagaro.

Dilansir Motorsport Stats, pada seri itu, Gina Bovaird mulai balapan dari grid ke-27. Ia menggunakan motor Suzuki RG500. Namun, sayang, ia tidak berhasil finis alias DNF.

Balapan di GP Prancis itu adalah kesempatan pertama dan terakhir bagi Bovaird untuk berlaga di kelas 500cc. Meski hanya satu kali start dan tidak finis, tetap saja ia berhasil mencetak sejarah sebagai pembalap perempuan pertama yang berlaga di kelas 500cc (kini MotoGP).

4. Ditentang banyak pembalap lain

Bukan Sembarang Pembalap Perempuan, Gina Bovaird Pionir di MotoGP

Awalnya, pembalap lain menyambut dan menyukai Gina Bovaird. Namun, mereka kemudian mulai menentangnya.

Seperti dituliskan Gazzetta, kehadiran Bovaird di lintasan balap sudah menuai protes sejak ia mengikuti Imola 200. Banyak pembalap yang menentang keikutsertaannya. Dua di antaranya adalah mantan juara kelas 500cc, Marco Lucchinelli dan Franco Uncini.

Dengan alasan keselamatan, mereka menganggap Bovaird terlalu lambat di lintasan. Mereka bahkan menyatakan bahwa Bovaird seperti jenis mobil yang tidak boleh dijalankan di sirkuit. Jika jenis itu ada di lintasan, maka dapat membahayakan semua orang.

Kisah Gina Bovaird di ajang balap Eropa adalah kisah tentang perjuangan. Meski banyak pembalap lain yang menentang kehadiran pembalap perempuan, tetapi orang-orang memuji keberanian Gina Bovaird.

5. Gina Bovaird punya cukup ambisi dan mimpi

Bukan Sembarang Pembalap Perempuan, Gina Bovaird Pionir di MotoGP

Perjuangan Gina Bovaird untuk sampai ke level Grand Prix boleh dibilang cukup heroik. Ia menjual semua yang ia punya agar bisa berlaga di ajang ini.

“Aku menjual semua yang aku punya, termasuk rumah, untuk datang dan membalap di Eropa. Jika aku tidak mendapatkan sponsor, aku terpaksa harus berhenti karena sekarang aku tidak punya apa-apa lagi untuk dijual,” kata Bovaird seperti dikutip Gazzeta.

Bovaird memasuki dunia balap karena terinspirasi dari temannya. Pada perjalanannya, ia kemudian bertemu dengan Tom Bovaird, seorang pembalap yang kemudian menjadi suami sekaligus mekaniknya.

Gina dan Tom Bovaird sama-sama membalap di Daytona 200. Keduanya sempat mengalami kecelakaan hebat. Awalnya, Gina mengalami patah tulang selangka. Dua hari kemudian, Tom juga terjatuh yang mengakibatkan retak tulang selangka dan pergelangan tangan.

Setelah kejadian itu, Tom memutuskan untuk pensiun dan memberikan kesempatan membalap kepada Gina. Tom yakin bahwa Gina akan bisa membalap lebih cepat.

Pada September 1982, Gina Bovaird dan suaminya hadir di Sirkuit Mugello, GP San Marino. Namun, mereka tidak turun balap. Itu adalah terakhir kalinya mereka terlihat. Setelahnya, kabar mereka tidak pernah terdengar lagi.

Apa pun hasil yang dicapai Gina Bovaird di ajang Grand Prix, namanya telah tertulis dalam sejarah. Ia adalah perempuan pertama yang bisa berlaga di kelas 500cc yang kini jadi kelas MotoGP. Setelah 40 tahun berselang, masih belum ada perempuan lain yang bisa mengikuti jejaknya.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.