Wujudkan Good Governance, Pejabat Ditjen Perkeretaapian Tandatangani Pakta Integritas
MALANG – Untuk meningkatkan integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas di tahun anggaran 2020, para pejabat di lingkungan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menandatangani Pakta Integritas. Ini adalah salah satu bentuk komitmen para Direktur dan Kepala Balai di lingkungan Ditjen Perkeretaapian dalam rangka good governance.
“Saya mengingatkan agar semua pegawai Ditjen Perkeretaapian selalu menjaga integritas dalam bekerja. Setiap pegawai harus menunjukkan komitmen terhadap integritas dan etika, ini adalah pondasi dalam melaksanakan setiap kegiatan, mengingat anggaran DJKA adalah yang terbesar diantara unit kerja lain di lingkungan Kementerian Perhubungan.” Demikian disampaikan Dirjen Perkeretaapian Zulfikri saat memberikan pengarahan pada acara rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Ditjen Perkeretaapian Tahun 2020 di Malang, Jawa Timur pada Sabtu, (11/1/2020).
Acara yang dihadiri oleh lebih kurang 600 peserta yang terdiri dari Pejabat dan Pegawai di lingkungan Ditjen Perkeretaapian dari kantor pusat dan sepuluh UPT Balai seluruh Indonesia ini adalah dalam rangka evaluasi kegiatan Tahun 2019 dan persiapan kegiatan Tahun 2020.
Zulfikri mengatakan bahwa pada Tahun 2020 selain pembangunan jalur, yang tidak kalah penting adalah kegiatan perawatan dan peningkatan jalur-jalur tersebut. Menjaga kualitas jalur dengan ukuran dan standar yang jelas tidak kalah pentingnya. Selama ini indikator pembangunan perkeretaapian adalah panjang jalur terbangun, untuk ke depan indikatornya adalah bagaimana Track Quality Index (TQI) nya. Ini penting agar kehandalan dan kualitas jalur terjaga dan perjalanan kereta lebih stabil dan nyaman.
Disamping hal tersebut, sepanjang tahun 2020 ini akan dilakukan pengoperasian pekerjaan-pekerjaan tahun sebelumnya yang telah rampung atau pada tahun 2020 ini ditargetkan selesai.
Beberapa kegiatan tersebut antara lain Jalur KA Stasiun Padang – Pulau Air, DT Kota Bumi – Cempaka, Dipo Cipinang, Jalur KA Tanjung Mas, Jalur Elevated Manggarai , DT Solo Jebres – Solo Balapan, DT Kutoarjo – Kroya, Jalur KA Krueng Mane – Kuta Belang, Stasiun New Jatinegara dan Matraman, Reaktivasi Cianjur – Cipatat, Dipo Pulo Brayan, KA BIAS ( Klaten – Solo – Bias), KA YIA ( Kutoarjo – Wojo – Yogya ), Jalur KA Binjai – Besitang, Jalur KA Sei Mangke – Kuala Tanjung, New Track dan DT Cicurug – Cigombong serta DT Jombang – Mojokerto.
Sementara itu, Sesditjen Perkeretapian Zulmafendi dalam laporannya mengatakan bahwa penyerapan keuangan Ditjen Perkeretaapian untuk Tahun 2019 sebesar Rp14,8 triliun dari pagu total sebesar Rp17,6 triliun.
“Kendala yang dihadapi memang sangat berat, misalnya pembebasan dan penertiban lahan.
Sedangkan untuk pagu anggaran Ditjen Perkeretaapian Tahun 2020 adalah sebesar Rp12,5 triliun,” Ungkapnya.
Dalam kesempatan ini semua Direktur dan Kepala Balai, juga menandatangani Perjanjian Kinerja. “Diharapkan dengan hal ini, kinerja penyerapan tahun 2020 bisa lebih baik dari tahun lalu,“ ujar Zulmafendi.
BLU Pertama di Ditjen Perkeretaapian
Dalam kesempatan ini juga disampaikan bahwa Ditjen Perkeretaapian telah resmi memiliki Badan Layanan Umum (BLU) pertama, yaitu Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 938/KMK.05/2019 tanggal 26 Desember 2019, Tentang Penetapan Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan Pada Kementerian Perhubungan Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Dengan BLU ini nantinya LRT Sumsel bisa lebih fleksibel dalam pengelolaan dan pengusahaan aset- asetnya. Dengan pengusahaan aset ini diharapkan LRT Sumsel bisa mendapatkan dana yang nantinya bisa digunakan membiayai proses jalannya roda organisasi, dan ke depan tidak menutup kemungkinan bisa digunakan untuk menutup biaya operasi.
“Selamat kepada kita semua yang telah berhasil melahirkan BLU Pertama ini. Tujuan utamanya adalah bagaimana kita bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat , dan juga bagaimana hal ini bisa menambah kesejahteraan bagi pegawai dalam rangka memberikan pelayanan tersebut”, ujar Zulfikri.
Sejak beroperasi bulan Juli 2018 sampai dengan awal tahun 2020 ini, jumlah penumpang yang telah diangkut LRT Sumsel sebesar 3.67 juta orang.
Dengan GAPEKA yang baru saat ini waktu tempuh dari Stasiun Bandara ke Stasiun terakhir DJKA adalah 47 menit yang sebelumnya 60 menit. Headway yang tadinya 30 menit menjadi 18 menit dan frekuensi perjalanan kereta dari 58 perjalanan menjadi 78 perjalanan.
LRT Sumsel juga telah berperan dalam angkutan atlet ASIAN Games ke-18 di Palembang, dan juga event-event olah raga tingkat nasional dan internasional yang dihelat di Palembang.
“Kedepan, kita akan usahakan ada lagi BLU lahir di Ditjen Perkeretaapian, karena potensi untuk itu masih terbuka, misalnya kita punya Balai Pengujian Perkeretaapian, Balai Perawatan Perkeretaapian dan juga Balai Teknik yang memungkinkan untuk menjadi BLU,” pungkas Zulfikri.