Wagub Jabar Terima Info Pabrik Buang Limbah Saat Banjir Tiba
NAGALIGA — Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meninjau lokasi banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (28/1). Dalam kegiatan tersebut, Uu mendapati kabar dari warga mengenai perusahaan yang membuang limbah saat banjir melanda Jawa Barat.
“kami merasa prihatin, di saat banjir datang dia malah membuang limbah termasuk limbah pabrik, limbah batu bara sehingga dampaknya sangat terasa mulai dari bau sampai yang lainnya,” kata Uu, Selasa (28/1).
Mendapati kabar tersebut, Uu mengaku akan menyampaikan laporan warga tersebut ke pihak kepolisian. Menurutnya, masyarakat menginginkan agar pemerintah membuat selokan atau sungai agar air cepat langsung ke sungai Citarum.
Terkait dengan laporan lainnya, Uu menerima tentang keluhan warga mengenai alat transportasi perahu dari desa ke desa yang sudah rusak. Sebagian warga juga mengharapkan sembako karena mereka tidak bisa masak.
Selain itu, lanjut Uu, masyarakat memerlukan saluran air di sepanjang sungai supaya genangan surut lebih cepat. Pada kesempatan itu, Uu juga turut menyerahkan bantuan logistik untuk penanganan banjir dan pengungsi.
Dia pun mengimbau kepada Pemerintah Kabupaten Bandung untuk memperhatikan keberlangsungan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), khususnya di sekolah-sekolah yang terendam.
“Anak-anak ini tetap harus belajar mengajar, tempatnya di mana, sehingga mereka tetap tidak libur. Sekarang sudah hampir seminggu libur,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 40.844 jiwa terdampak banjir yang melanda lima kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Banjir di kawasan Bandung Selatan tersebut terjadi sejak Kamis (23/1) hingga Minggu (26/1).
“Banjir di Kabupaten Bandung hingga Minggu pagi, puku 07.00 WIB terdapat sebanyak 11.659 kepala keluarga atau 40.844 jiwa terdampak banjir,” kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Barat Budi Budiman Wahyu, seperti dilansir Antara,
Kerugian materil akibat banjir di Kabupaten Bandung juga bertambah, yakni menjadi 7.638 rumah terendam, 13 sekolah terendam dan 32 tempat ibadah terendam.
Saat ini, warga terdampak mengungsi ke tempat yang lebih aman, yaitu di Kecamatan Dayeuhkolot. Jumlah pengungsi di kantor kecamatan setempat sebanyak 113 KK (kepala keluarga) atau 364 jiwa.