Teropong Ki Jogo Warto: Begini Jadinya Kalau Pelantikan Jokowi Jatuh Hari Minggu-Pon
JAKARTA – Pelantikan Jokowi dan KH Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden akan dilakukan pada Minggu, 20 Oktober 2019. Kenapa memilih hari Minggu, hal ini sebenarnya sudah ketetapan KPU, dan kebiasaan yang berlaku, yakni tiap pelantikan dilakukan 20 Oktober.
Namun, di kalangan masyarakat, rasa ingin tahu juga muncul, apakah hari itu merupakan saat yang baik atau tidak untuk dilakukana untuk dimulainya suatu usaha (pelantikan).
Berikut ini, teropongan dari seorang tokoh yang mengerti pengetahuan primbon, Ki Jogo Warto, soal pelantikan tersebut. Dalam hal ini, didasarkan dengan weton masing-masing tokoh, yakni Jokowi (Presiden) dan Ma’ruf Amin (Wapres). Weton Kelahiran adalah neptu hari dan pasaran ketika orang tersebut dilahirkan.
Dalam pengetahuan ini, menurut Ki Jogo Warto, jika ingin mengetahui hari baik, harus mengetahui weton kelahiran, neptu hari dan pasaran dan mengetahui jadwal pancasuda.
Teropongan Ki Jogo Warto, seperti hitungan umumnya ilmu primbon Jawa. Pertama dilihat hari yang digunakan untuk pelantikan adalah Minggu, hari pasarannya Pon. Menurut hitungan weton, Minggu = 5, dan Pon = 7. Kalau dijumlahkan 5 + 7 = 12.
Untuk meneropong bagaimana kalau pasangan itu kalau dilantik pada Minggu Pon, dalam ilmu Primbon, lanjut Ki Jogo, neptu keduanya (Jokowi dan Ma’ruf Amin) ditotal, kemudian dijumlahkan dengan hari pelantikan (Minggu/Ahad – Pon), kemudian dibagi 5, lantas dilihat sisanya.
Menurut dia, setelah didapat sisanya, kemudian dicocokkan dengan daftar pancasuda. Pancasuda adalah hitungan jatuhnya kelebihan jumlah yang dihitung yang dibagi lima. Lihat daftarnya berikut ini:
- Sri / Sandang = Rejeki Melimpah
- Lungguh / Pangan = Mendapat Derajat
- Gedhong / Bejo = Kaya Harta Benda
- Lara / Loro = Sakit, Sakit-sakitan
- Pati = Mati.
Jadi, lanjut Ki Jogo Warto, dengan formula tersebut, dapat diungkap di sini, jumlah weton Jokowi + weton Ma’ruf Amin + weton Minggu – Pon. Weton Jokowi yang lahir 21 Juni 1961, setelah dicocokkan sama dengan Rabu- Pon. Rabu = 7, Pon = 7. Rabu Pon (7 + 7 = 14).
Ada pun Maruf Amin yang lahir 11 Maret 1943, ketika dicocokkan wetonnya terlihat Kamis – Legi. Kamis = 8, Legi = 5 (8 + 5 = 13).
Ki Jogo menjelaskan, dengan hitungan tersebut weton ketiganya sudah ketemu. Pertama bisa saja dilihat dari segi sisi Jokowi saja. Yakni, weton Jokowi + plus weton hari Minggu Pon yang sudah dihitung di atas, 14 + 12 = 26. Hasil ini kemudian dilihat dari pancasuda di atas, yakni 26: 5 = 25 sisa 1. Sisanya itu yang dilihat, berarti jatuh pada Sri/sandang = rejeki melimpah.
Maka kalau diteropong dari weton Jokowi saja, maka pelantikan yang dilakukan pada Minggu Pon nanti akan membuat usaha baik, rejeki melimpah. Indonesia akan mengalami murah rejeki, murah sandang dan pangan.
Kemudian kalau digabung menjadi pasangan Jokowi (14) – Ma’ruf Amin (13) + Minggu Pon (12) ringkasnya, (14 + 13 + 12 = 39). Angka 39 : 5 = 35 sisanya 4, dalam pancasuda di atas jatuh pada Lara = sakit-sakitan.
Meski begitu, ujar Ki Jogo, kita tidak tetap pemimpin utamanya adalah Jokowi. Dalam kebiasaan Jawa lebih mengutamakan tampilnya orang nomor satu. Demikian pula dalam aturan kenegaraan pengendalinya juga tetap presiden, dalam hal ini Jokowi.
Sehingga, kita akan melihat tokoh sentral Jokowi, dan suasana yang dipancarkan akan menunjukkan kondisi Indonesia melimpah rejekinya. Insyaa Allah.