Tak Khawatir Corona, Wamentan Belanda Tanam Pohon di Kampus IPB
BOGOR – Wakil Menteri Pertanian, Alam, dan Kualitas Pangan Belanda, Jan Kees Goet, mengaku tak khawatir dengan isu merebaknya virus corona dalam kunjungannya ke Indonesia. Pihaknya telah mengantisipasi dengan pola hidup bersih dan sehat.
“Meski ada sedikit kasus di Eropa, namun kita semua di Eropa memiliki kesadaran besar tetap terhadap wabah virus Corona ini, karena bagaimanapun ini cukup berpengaruh terhadap ekonomi kita,” ujarnya seusai melakukan penanaman pohon bersama di halaman Gedung Common Class Room (CCR), Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (11/3/2020).
Terkait dengan sektor pangan dan pertanian, ia menyampaikan di Belanda sangat bergantung pada impor bahan mentah dan komoditas lain dari berbagai belahan dunia.
“Sumber daya ini tidak selalu diproduksi dengan sistem yang berkelanjutan. Di saat yang bersamaan, ada banyak limbah yang timbul dari rantai produksi pangan mulai dari proses awal produksi hingga sampah yang timbul dari rumah tangga,” katanya.
Menurut dia, penghancuran limbah ini memakan banyak biaya, walaupun sebenarnya ada cara untuk memanfaatkan kembali limbah tersebut dalam siklus pangan. Konsumen yang mengetahui proses produksi pangan mereka akan lebih menghargai produsen dan produk pangan, serta dapat berkontribusi pada pengurangan limbah dan memberikan kontribusi harga yang lebih adil pagi produsen.
“Rantai pasok (supply chain) yang lebih singkat akan mendekatkan konsumen dan produsen serta membawa perubahan yang lebih baik bagi lingkungan hidup. Hal ini penting dalam menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan di Belanda, dengan kerja sama dari semua pihak yang terlibat dalam sektor tersebut,” tukasnya.
Ia menambahkan, sektor pertanian Belanda selalu mengedepankan proses produksi pangan yang efisien. Hal ini penting sebagai langkah awal dalam mengembangkan penggunaan bahan mentah yang berkelanjutan untuk mencapai ‘circular agriculture’.
“Sistem produksi di sebagian besar negara di dunia saat ini masih berorientasi pada penekanan biaya produksi yang rendah. Belanda saat ini mencoba mengubah paradigma ini dengan fokus pada pengurangan penggunaan bahan mentah dengan meningkatkan efisiensi produksi dalam siklus pangan,” paparnya.
Sementara itu, Rektor IPB Prof Arif Satria, mengatakan, acara yang digagas oleh jaringan alumni Belanda di Indonesia yang difasilitasi oleh Nuffic Neso Indonesia ini terinspirasi oleh komunitas Gerakan Tanam Pohon (GTP) yang selalu aktif melakukan penanaman pohon minimal setiap minggu sekali bersama masyarakat di Kota Bogor.
“Soal wabah korona saya kira tak berpengaruh karena pembatasan kunjungan itu hanya untuk Negara Cina. Kita boleh waspada tapi tak perlu berlebihan,” ungkapnya.
Terkait kerja sama dengan Belanda, pihak IPB University cukup banyak proyek yang dikerjakan, di antaranya tentang smart farming. “Proyek ini dibiayai oleh Belanda, dan IPB adalah salah satu perguruan tinggi yang diajak kerjasama dan banyak lagi. Tapi yang terbaru adalah proyek tentang smart farming,” katanya.
Kata dia, banyak keuntungan yang didapat oleh IPB University karena Belanda memiliki pengalaman smart farming. “Kita mau kick off atau mulainya bulan April ini, dari IPB akan belajar ke Belanda untuk ini. Yang jelas tak berpengaruh atau terhambat dengan wabah Corona,” pungkasnya.