Susi Pudjiastuti: Kalau Ingin Besarkan Bangsa Ini, Jaga Sumber Protein untuk Anak-anak
JAKARTA – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti bangga karena akhirnya nelayan, pemerintah daerah, dan aparat Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat sepakat menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan.
Menurut dia, bangsa Indonesia akan besar apabila sumber protein, yaitu ikan di laut diberikan kepada generasi muda.
Hal itu dikatakan Susi Pudjiastuti saat memberikan sambutan dalam acara pemusnahan alat penangkap baby lobster atau benur di Lapangan Katapang Doyong, Pangandaran, Selasa (6/4/2011).
Menurut dia, keberlanjutan sumber daya laut sangat penting. “Akhirnya semua .. nelayan, pemda, aparat sepakat menjaga keberlanjutan SDA perikanan dengan benar dan komitmen penuh,” tulis Susi dalam akun Instagramnya @susipudjiastuti dikutip Rabu (7/4/2021).
Susi menjelaskan, 79% wilayah Indonesia adalah laut. Setiap tahun sumber daya laut terus tumbuh 1 sampai dengan 2%. Artinya, jika bangsa Indonesia berharap dari laut, itu harus dan sudah benar.
Namun, kata dia, laut itu sulit di pagari, dijaga atau dikelola. Itulah kenapa saat menjadi Menteri KKP dirinya kerap mendapat caci maki dan sebagainya
Pada tahun 2000-an, kata Susi, lobster hilang. Dirinya baru mengetahui ketika jadi menteri. Kebijakan memberhentikan ekspor benih lobster pun diambilnya demi menjaga keberlanjutan sumber daya laut.
“Kalau saya disuruh eksportir lobster, mohon maaf, takut dosa sama yang memberikan rezeki. Menyalahi filosofi kehidupan. Saya yakin nelayan yang berjiwa nelayan berpendapat sama dengan saya. Di dunia ini tidak ada yang jualan bibit, hanya Indonesia,” tegasnya.
Dalam sambutan terakhirnya, Susi meminta tidak ada lagi nelayan yang menggunakan bom, portal atau yang dilarang lainnya dalam menangkap ikan.
“Kalau kita mau membesarkan bangsa ini menjadi orang orang pintar, bisa berkompetisi, kita harus kasih makan anak anak dengan protein, jadi sumber protein yang termurah, termudah adalah ikan laut. Jangan ada yang ngebom, portas dan sejenisnya. Saya harap tidak terjadi di pangandaran,” tuturnya