Soal Natuna, Gerindra Ungkap Filsafat Jawa Jokowi dan Prabowo
JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menilai sikap Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sudah tepat dalam menyikapi masalah di Perairan Natuna, Kepulauan Riau. Dia tak terima, jika Prabowo Subianto dianggap lembek terhadap pelanggaran China di Perairan Natuna.
“Enggak ada sifat lembek dari Prabowo terkait Natuna. Tapi sikap dan tindakan cerdas yang dilakukan oleh Prabowo dengan cara cool yaitu cara diplomasi,” ujar Arief Poyuono kepada SINDOnews, Rabu (8/1/2020).
Sebab, dia mengatakan, Prabowo Subianto sangat mengetahui bahwa Indonesia akan kalah dengan China jika memilih jalur perang. Karena, peralatan militer China lebih canggih dari Indonesia.
“Dan kedua, konfrontasi militer butuh biaya banyak dan akan banyak makan korban jiwa, jadi sikap diplomasi jauh lebih baik dalam hal Natuna,” ungkapnya.
Dia pun membeberkan, filsafat Jawa yang sering digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Sesuai filsafat Jawa yang sering dipakai Joko Widodo, lamun sira kuat aja mateni, walau Indonesia kuat secara kemampuan militer dan jumlah kekuatan militer enggak perlu pakai jalan perang,” katanya.
Kemudian, dia membeberkan filsafat Jawa yang seringkali digunakan Prabowo Subianto. “Serta filsafat Jawa yang suka dipakai Prabowo yaitu ngeluruk tanpo bolo menang tanpa menggunakan kekerasan alias dengan kecerdasan kita menang,” pungkasnya.