Sejumlah Cara untuk Mencegah Masuknya Paham Terorisme
JAKARTA – Pakar politik, Haryadi mengungkapkan, bahwa Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, akan melakukan penanganan terhadap masuknya paham terorisme. Setidaknya, ada tiga resep yang bisa dilakukan.
“Tiga langkah itu bisa dimulai dengan menempatkan mushola atau masjid di lokasi yang mudah diawasi direksi dan komisaris,” kata Haryadi dalam sebuah diskusi di Sirih Merah, Jakarta, Sabtu (21/12/2019).
Haryadi yang juga Komisaris utama BUMN Brantas Abipraya itu menambahkan, langkah kedua adalah dengan memantau pembicara yang mengisi acara di BUMN. “Jangan mengandalkan EO dari luar, apalagi kalau terbukti pembicaranya radikal, sebaiknya diganti,” ujarnya.
Resep yang ketiga adalah melibatkan ormas moderat. “Misalnya libatkan pembicara dari Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah,” kata Haryadi yang juga dosen ilmu politik Unair itu.
Sumantri Suwarno dari PP Ansor menambahkan, perlunya sistem deteksi dini di lingkungan BUMN. “Penanganan radikalisme bukan islamophobia. Ini merupakan upaya pencegahan agar Indonesia tetap aman,” ucap Sumantri.
Dia menambahkan, BUMN harus dijaga dari oknum radikalisme dan terorisme. “Bayangkan kalau ada pilot terpapar. Industri penerbangan bisa ambruk,” kata Sumantri.
Sementara mantan napi terorisme Sofyan Tsauri menilai, sangat mungkin ada anggota atau karyawan BUMN terpapar. “Saya saja yang pernah jadi anggota polisi juga bisa jadi teroris,” ujar Sofyan.
Sedangkan peneliti terorisme Ridlwan Habib menilai, penanganan radikalisme di BUMN harus hati-hati. “Perlu melibatkan banyak pihak terutama dari ormas Islam besar di Indonesia,” tegas alumni Fisipol UGM tersebut.