Secapa Bandung Diisolasi Akibat Corona, Warga Sekitar Diminta Tak Panik
JAKARTA – Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) akhirnya diisolasi. Langkah ini diambil setelah ditemukan ada ratusan siswa terjangkit virus korona (Covid-19). Penemuan kluster Secapa menegaskan perlu kedisiplinan semua pihak mematuhi protokol kesehatan.
Kepastian isolasi Secapa disampaikan juru bicara pemerintah penanganan virus corona (Covid-19) Achmad Yurianto. Dia pun meminta masyarakat sekitar tidak panik karena penanganan dilakukan sesuai dengan protokol standar internasional yang ditetapkan WHO. Untuk memastikan isolasi berjalan maksimal, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Kota Bandung telah diturunkan bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Kodam III Siliwangi.
Berdasar data terakhir, ditemukan 1.262 kasus konfirmasi positif dan 17 orang di antaranya sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Dustira. “Dan secara kompleks ini kita karantina sehingga tidak diizinkan ada yang keluar-masuk baik yang dari dalam maupun yang dari luar. Ini yang kita yakini bahwa kendali terhadap kemungkinan sebaran dari kluster ini sudah bisa kita laksanakan dengan baik,” ungkap Yuri di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dapat memahami bahwa persebaran pandemi Covid-19 ini sulit dihindari, termasuk di Secapa TNI AD yang telah menjadi kluster penyebaran baru Covid-19. “Dan, kemudian KSAD terutama untuk kembali bersinergi mengatasi masalah ini,” kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.
Menurut Dasco, perlu dilakukan langkah preventif seperti isolasi sebelum masuk asrama. Kemudian, melakukan pengobatan atau tindakan yang dianggap perlu untuk menyembuhkan Covid-19 ini serta menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat tidak terlalu mengkhawatirkan kemunculan kluster baru penyebaran Covid-19 di Secapa AD. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar itu meyakinkan bahwa isolasi akan dilakukan dengan baik karena kluster baru tersebut berada di lingkungan militer yang tingkat kedisiplinannya sangat tinggi.
“Masyarakat jangan terlalu khawatir. Kalau satu titik, apalagi militer, itu lebih disiplin dalam lokalisir karantinanya dan orang berlatar belakang militer memiliki fisik yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melakukan isolasi,” ucap Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, kemarin.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyebutkan, dari ratusan siswa Secapa AD yang sudah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, hanya 17 siswa di antaranya yang menjalani perawatan di rumah sakit. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa proses penyembuhan siswa yang terpapar Covid-19 akan lebih cepat.
Beredar kabar, penyebaran virus di kluster Secapa AD ini berawal pada 21 Juni 2020 saat sejumlah siswa melaksanakan pesiar (libur). Pada 25 Juni 2020, tiga orang siswa dan satu orang PNS perawat KSA Secapa AD berobat di Rumah Sakit Dustira. Setelah menjalani rapid test, mereka dinyatakan reaktif. Begitu pun swab test, hasilnya positif.
Info juga menyebutkan bahwa pada 30 Juni 2020, hasil rapid test terhadap 188 orang di Secapa AD adalah reaktif. Berdasarkan pemeriksaan lanjutan dengan swab test, hasilnya juga 178 positif Covid-19. Pada 2 Juli 2020, dari 836 siswa dan organik di lingkungan Secapa AD yang melakukan swab test massal terdapat 669 orang positif Covid-19. Hingga 7 Juli 2020 diperoleh data bahwa hasil swab test menunjukkan 1.200 orang positif Covid-19.
Ridwan Kamil yang dikonfirmasi kabar tersebut mengaku belum bisa memastikan kebenarannya. “Contoh, di awal-awal kan laporannya 200 (orang) yah, maka kami sampaikan kepada masyarakat sesuai informasi. Di hari berikutnya, setelah ada pengumuman dari pusat, diumumkannya 962. Itu kalau ditotal, dilaporkannya kan sebetulnya dalam tiga hari, totalnya 1.200-an (orang),” terangnya.
“Saya lihat datanya misalkan kemarin 962, yang dari Secapanya 910, berarti sisanya pola normal. Di luar itu, sebenarnya angka Jabar rata-rata 40, 60, 50 , yang isu (positif lebih dari) 2.000 itu belum dengar laporannya. Tapi, Pak Doni Monardo sudah menyatakan data tidak boleh ditutup-tutupi. Kalau baik, bilang baik. Kalau buruk, bilang buruk, semuanya hadapi bersama-sama,” sambung Kang Emil.
Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, dia menginstruksikan jajaran Gugus Tugas Provinsi Jabar dan Kota Bandung untuk melakukan pelacakan keluarga siswa Secapa AD yang dinyatakan positif Covid-19 itu. Terlebih, kata dia, setiap siswa memiliki jatah pesiar sehari dalam seminggu.
Dia menandaskan, berkaca dari kluster Secapa AD, Covid-19 menular tak pandang bulu. Orang tua, anak-anak, hingga siswa Secapa AD berpotensi terpapar Covid-19. Karena itu, dia kembali mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan protokol pencegahan Covid-19
“Ini bukti Covid-19 tidak pilih-pilih, di Amerika Latin Presiden Brasil, Honduras, Bolivia positif (Covid-19). Sebelum obatnya datang, cara melawannya 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak). Itu saja modalnya,” tandasnya.
Lebih 1 Juta Spesimen Telah Diperiksa
Dalam rangka mencari kasus positif Covid-19 di Tanah Air. Sebanyak lebih dari 1 juta spesimen telah diperiksa. Pemeriksaan ini menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) maupun Tes Cepat Molekuler (TCM). “Total yang telah diperiksa sebanyak 1.015.678 spesimen,” ujar Achmad Yurianto.
Pemeriksaan 1 juta lebih atau tepatnya 1.015.678 spesimen tersebut terbagi dalam pemeriksaan melalui PCR sebanyak 989.747 spesimen dan TCM sebanyak 25.931 spesimen. Saat ini positivity rate kasus di Tanah Air di mana jumlah kasus positif dibagi jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 12,1%. “Dalam pemeriksaan tersebut telah ditemukan kasus positif Covid-19 akumulatif hingga 10 Juli sebanyak 72.347 orang,” ucapnya.
Saat ini jumlah laboratorium Kementerian Kesehatan yang melakukan pemeriksaan untuk PCR sebanyak 161 dan 115 laboratorium. Sementara itu, laboratorium jejaring yang digunakan untuk pengetesan PCR sebanyak 182 dan TCM sebanyak 115 laboratorium.
Selain itu, dilaporkan juga terdapat 32 laboratorium yang belum melaporkan hasil pemeriksaan PCR yang terdapat di Kota Yogyakarta, Jakarta, Jambi, Bandung, Bogor, Karawang, Cirebon, Depok, Solo, Bangkalan, Surabaya, Tarakan, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Jayapura, Teluk Bentani, Sorong, Manokwari, Makassar, dan Manado.