Raja Belanda Kembalikan Keris Diponegoro dan Meminta Maaf
JAKARTA – Raja Belanda Willem Alexander beserta Ratu Maxima kemarin berkunjung ke Indonesia. Keduanya disambut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Jokowi di Istana Bogor.
Pada kunjungan tersebut, Raja Willem sempat menyampaikan permintaan maaf atas kekerasan masa lalu kepada rakyat Indonesia. “Saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut. Saya melakukan ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga-keluarga yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini,” ungkap Willem di Istana Kepresidenan Bogor kemarin.
Terlepas dari kondisi masa lalu, Willem mengaku senang dengan perkembangan hubungan Indonesia dan Belanda yang semakin erat. Hal ini mengingat dua negara pada masa lalu pernah ada di pihak yang berlawanan. “Ikatan di antara kita semakin erat dan beragam. Ini sungguh menggembirakan saya. Dan, saya tahu di Belanda banyak yang merasakan hal yang sama,” tandasnya.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa sejarah antara Indonesia dan Belanda tidak bisa dihapus. Namun, dua negara dapat belajar dari masa lalu. “Kita jadikan pelajaran tersebut untuk meneguhkan komitmen kita untuk membangun sebuah hubungan yang setara, saling menghormati, dan saling menguntungkan,” ucapnya.
Selain itu,
Raja Willem juga menyerahkan keris milik Pangeran Diponegoro. Keris dengan gagang berwarna cokelat itu sebelumnya disimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa proses pengembalian keris Diponegoro sebenarnya sudah cukup lama. “Jadi, prosesnya tentunya kita melakukan penelitian bersama untuk betul-betul memastikan bahwa keris ini adalah milik Pangeran Diponegoro,” katanya.
Dia mengatakan, sebelumnya Indonesia juga mengirimkan tim untuk melakukan pengecekan ke Belanda. Setelah dipastikan keris tersebut milik Pangeran Diponegoro, kemudian dikembalikan. “Dengan datangnya tim dari Indonesia, maka sudah dikonfirmasikan keris tersebut adalah keris Diponegoro dan kemudian dikembalikan ke Indonesia,” ungkapnya.
Ditanyakan akan disimpan di mana keris tersebut, Retno belum dapat memastikannya. Dia mengatakan bahwa itu akan diputuskan oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud. “Jelasnya ditanyakan sama Pak Dirjen Kebudayaan ya. Tapi, pastinya disimpan dengan baik di museum. Tapi, itu nanti apa namanya, Pak Dirjen Kebudayaan yang akan lebih detail mengenai barang itu akan ditaruh di mana dan sebagainya,” paparnya.