Protokol Kesehatan Penting untuk Keselamatan Ibu Hamil
JAKARTA – Ibu hamil sedapat mungkin diam di rumah untuk menjaga kesehatan janinnya di masa pandemi, kecuali keluar untuk kontrol rutin ke rumah sakit.
Demikian paparan dari Spesialias Obstetri dan Ginekologi RS Siloam Kebon Jeruk Jakarta dr. Kathleen Juanita Gunawan dalam talkshow “Perlindungan Ibu, Anak, dan Balita dari Covid-19” di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta, Selasa (13/10/2020) siang.
dr. Kathleen menjelaskan bagi ibu hamil dengan risiko kehamilan rendah untuk cek kehamilan minimal enam kali, yakni di bawah tiga bulan, trimester kedua sekitar tujuh bulan, dan di atas tujuh bulan sampai melahirkan.
Sedangkan untuk ibu hamil berisiko tinggi–seperti memiliki penyakit diabetes, hipertensi, asma–perlu lebih sering melakulan pengecekan untuk memastikan kondisi kesehatan kandungannya.
Termasuk juga ibu yang punya riwayat kehamilan sebelumnya berisiko misalnya bayi meninggal dalam kandungan, lahir prematur, atau gangguan pertumbuhan perlu kontrol lebih sering.
“Jangan sampai kondisi Covid-19 ini ibu takut untuk melakukan pengecekan kehamilan terutama tiga bulan akhir menjelang persalinan yang berdampak pada kesehatan janin dalam kandungannya,” ujar dr Kathleen.
dr. Kathleen mengatakan sampai saat ini belum ada rekomendasi bagaimana cara paling aman proses persalinan mencegah Covid-19. Tapi kembali pada indikasi apakah ada gejala pada ibu hamil atau bayi yang harus dilakukan tindakan.
Selain rutin kontrol kesehatan ibu hamil diminta patuh menerapkan protokol kesehatan untuk kesehatan ibu dan janin dalam kandungannya. Biasakan pakai masker jika keluar rumah, jaga jarak dan hindari kerumunan, serta cuci tangan pakai sabun di air mengalir.
“Sebisa mungkin tetap di rumah, kecuali keluar untuk memeriksakan kesehatan kandungan,” papar dr. Kathleen.
Spesialis Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jati Padang Jakarta dr. Charles M.Sc., Sp.A mengatakan anak-anak memiliki risiko sama besar seperti yang lainnya. Justru kata Charles anak lebih rentan terpapar virus corona karena keterbatasan pengetahuannya, terutama pada penggunaan masker.
“Anak-anak lebih rentan karena belum tau bagaimana fungsi penggunaan masker,” ungkap dr Charles.