PKS Ragukan Ahok di Bidang Energi, NasDem Dorong Belajar
NAGALIGA– Juru Bicara Parta Keadilan Sosial (PKS) Muhammad Kholid meragukan kompetensi mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) karena tak punya rekam jejak di bidang energi.
“Pertanyakan dong, Anda punya integritas enggak di sisi energi? Buat kami, Pak Ahok tak punya record yang mumpuni di bidang energi,” kata dia, di Jakarta, Sabtu (23/11).
“Jangan hanya sekedar gimik, tapi butuh orang-orang yang kompeten,” Kholid menambahkan.
Seperti diketahui, Ahok berlatar belakang gubernur DKI Jakarta, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Bupati Belitung Timur. Di dunia bisnis, Ahok pernah berkecimpung di perusahaan tambang timah milik keluarganya.
Dalam hal latar belakang pendidikan, Ahok merupakan lulusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
Lebih lanjut, Kholid pun menilai seharusnya pemerintah memperhatikan penolakan-penolakan terhadap Ahok untuk menjabat sebagai komisaris utama. Salah satunya adalah penolakan dari serikat pekerja Pertamina.
Lebih lagi, ia mendesak agar pemerintah memperhatikan prinsip ‘good coorporate governance’ atau tata kelola perusahaan yang baik. Kholid menilai seharusnya narapida kasus penodaan agama itu harus keluar dari partai politik yang menaunginya, PDI-Perjuangan.
“Kalau kami melihat, harus dikedepankan prinsip-prinsip good governance, penerimaan stakeholders, dan lain-lain,” tegasnya.
Terpisah, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh meminta Ahok untuk belajar agar bisa ‘nyetel’ pada jabatan barunya di Pertamina.
“Belajar yang baik,” kata Surya Paloh, di sela Perayaan HUT ke-8 Partai NasDem, di JX Internasional, Surabaya, Sabtu (23/11).
“Udah ditunjuk komisaris, ya kita ucapkan selamat bekerja lah, kerja yang mantap, itu juga adek Ahok,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan penunjukan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ia beralasan Pertamina membutuhkan sosok pendobrak seperti Ahok.
Kami perlu figur pendobrak supaya sesuai target. Toh beliau itu komisaris utama. Kan direksinya yang day to day. Tapi [Ahok] yang menjaga,” ujarnya Jumat (22/11).