Penumpang MRT Jakarta Naik 156 Persen Usai Gelombang Ketiga Covid-19
Jakarta – Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar mengatakan jumlah penumpang alat transportasi rel itu mengalami naik turun selama pandemi Covid-19. Terbaru penumpang MRT Jakarta mengalami kenaikan drastis usai gelombang tiga pandemi.
“Penumpang MRT mengalami kenaikkan 156 persen pascagelombang ketiga Covid-19. Jumlah penumpang terus naik, dan tahun ini sudah mulai naik kembali,” ujar William dalam acara Forum Pemimpin Redaksi di The Tribrata, Jakarta Selatan, pada Selasa, 24 Mei 2022.
William menuturkan pada awal pandemi Covid-19, Maret 2020, penurunan jumlah penumpang sudah terlihat. Pada bulan itu jumlah penumpang MRT Jakarta rata-rata 45.279 orang per hari atau menurun hampir setengahnya dari Februari 2020 yang mencapai 88.444 orang per hari.
Bahkan pada bulan berikutnya, April 2020, penurunan penumpang terasa lebih drastis dan hanya mencatat rata-rata 4.059 orang per hari
Naik turun jumlah penumpang MRT terus terjadi di bulan-bulan berikutnya. Puncaknya pada Juni 2021, atau sebelum Indonesia dihantam gelombang kedua Covid-19, jumlah penumpang rata-rata 22.686 orang perhari.
Pada Juli 2021, terjadi lagi penurunan penumpang MRT Jakarta, yaitu hanya 4.324 orang per hari.
Namun pada bulan-bulan setelahnya terjadi peningkatan jumlah penumpang harian MRT Jakarta hingga puncaknya pada Desember 2021, yakni 35.429 orang per hari dan Januari 2022, yaitu 35.242 orang per hari.
Penurunan penumpang kembali terjadi pada Februari 2022 atau saat gelombang ketiga Covid-19 menghantam Indonesia. Hal ini membuat angka penumpang rata-rata per harinya menjadi 19.024.
Setelah gelombang ketiga Covid-19 pergi, rata-rata penumpang MRT Jakarta per harinya pun berangsur bertambah. Hingga pada 22 Mei 2022 manajemen mencatat angka rata-rata penumpang per harinya mencapai 48.660 atau melonjak 156 persen dibanding Februari 2022.
Naik turunnya penumpang selama pandemi membuat manajemen MRT Jakarta tidak bisa mengandalkan pemasukan dari sektor tersebut. Menurut William, jika hanya mengandalkan pengamatan penumpang maka MRT Jakarta bisa saat dihantam pandemi selama hampir dua tahun. “Makanya kami mencoba melihat potensi bisnis yang datang dari bukan penumpang,” katanya.