Peneliti Nilai Pemulangan Anak WNI Eks ISIS Belum Siap
NAGALIGA — Peneliti The Habibie Center, Nurina Vidya Hutagalung menilai keputusan pemerintah untuk memulangkan anak WNI eks ISIS agak terburu-buru. Menurut Nurina, pemerintah belum memperhatikan betul persiapan dan tahapan rehabilitasi untuk anak-anak tersebut.
acara Talking ASEAN di gedung The Habibie Center, Rabu (26/2), ia menyampaikan beberapa poin penting yang perlu diperhatikan pemerintah.
“Perlu tahapan identifikasi dan klasifikasi, tujuannya untuk memudahkan rehabilitasi, karena berbeda anak akan beda pula penanganannya,” kata Nurina.
Selain itu, pemerintah juga dinilai perlu membuat evaluasi berkelanjutan untuk anak-anak yang diduga terpapar paham terorisme tersebut. Menurutnya, persiapan yang diperlukan pemerintah tidak terhenti pada proses rehabilitasi.
“Setelah rehab nanti, mereka tidak bisa dilepas ke masyarakat begitu saja, mereka kan sudah jadi yatim piatu, nah selanjutnya bagaimana? upaya pemerintah apa?” lanjut Nurina.
Nurina juga menambahkan, Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani yang biasa digunakan untuk rehabilitasi anak terpapar radikalisme juga perlu persiapan lebih.
Persiapan yang ia maksud adalah penambahan tenaga untuk panti, serta psikolog untuk membantu penyembuhan trauma.
Nurina juga menegaskan perlu waktu lebih lama untuk rehabilitasi anak WNI eks-ISIS. Ia menyebut biasanya proses rehabilitasi hanya berjalan satu bulan.
“Kita tidak tahu apa saja yang sudah dilakukan anak-anak itu. Apa saja yang sudah mereka lihat selama di Suriah, yang juga kita perlu perhatikan adalah bagaimana pengobatannya, trauma healing, jelas ini juga butuh waktu lebih lama,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Kerjasama Regional dan Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Raden Usman Effendi menyampaikan pemerintah serta lembaga dan kementerian terkait masih mempersiapkan kepulangan anak-anak WNI eks-ISIS ke Indonesia.
Tahapan yang dilakukan saat ini masih dalam proses pendataan dokumen berupa paspor. “Ini kerja sama semua pihak, saat ini masih dalam tahap pendataan,” kata Usman.
Saat ditanya perihal jumlah anak yang telah terdata, Usman enggan menjawab. Pihaknya mengaku masih melakukan pendataan sehingga belum bisa menemukan angka pasti.
“Karena masih pendataan dokumen, jadi angkanya bisa naik,” ucapnya