Wed. Dec 18th, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Pemilihan Ketua MPR, Selayaknya Diberikan Kepada Partai Koalisi Prabowo-Sandi

JAKARTA – Polemik jelang Pemilihan Ketua Majelis Permusyawaratan (MPR) periode 2019-2024 memicu beragam spekulasi, termasuk menguatnya kekuasaan koalisi partai pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin di Komplek Parlemen Senayan.

Fenomena ini dinilai Pengamat Politik Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara tidak sejalan dengan azas demokrasi. Mengingat, peran MPR  yang berfungsi sebagai pengawas lembaga eksekutif.

“Jika sepakat bahwa bangsa Indonesia memerlukan ‘penyeimbang’ dalam praktek penyelenggaraan negara, maka posisi ketua MPR selayaknya diberikan kepada partai koalisi Prabowo-Sandi,” katanya, Senin (30/9/2019) malam.

Pembelahan masyarakat yang terjadi saat pelaksanaan Pilpres2019 harus diselesaikan dengan pembangunan politik dan ekonomi yang baik.

“Bagaimanapun Indonesia membutuhkan demokrasi yang seimbang, sistem politik yang kuat, baik dalam visi maupun aksi,” tandasnya.

Igor menambahkan, pasca Pilpres, Prabowo sudah bertemu Jokowi dan Megawati. Sekarang saatnya untuk move on dan menjalankan proses demokrasi yang baik.

Sistem presidensial yang kita anut tidak memaksakan ‘the winner takes all’. “Artinya yang kalah dalam kompetisi pemilu bisa berpartisipasi ke dalam kabinet pemerintahan atau di legislatif, juga di lembaga yudikatif,” ujarnya.

Oposisi Diperlukan

Posisi penyeimbang atau oposisi katanya perlu diperkuat karena harus berkembang dengan baik dalam sistem demokrasi Indonesia.

Penyeimbang, pengawasan dan alternatif policy sangat diperlukan, terutama semangat dalam melaksanakan fungsi kontrol terhadap jalannya pemerintahan.

Menurutnya, posisi Ketua MPR layak diberikan kepada partai koalisi Prabowo-Sandi, baik Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) maupun Partai Amanat Nasional (PAN).

“Kader Gerindra paling layak karena perolehan suaranya di Pileg 2019 paling besar di parpol koalisi pengusung Prabowo-Sandi.

“Namun, kalau pun karena proses politik harus dari partai koalisi Jokowi-Amin, maka kader Golkar lebih pas karena posisi di Pileg 2019 berada di tiga besar, bersama PDIP dan Gerindra,” kata Igor.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.