PBNU Ingatkan Pentingnya Ormas Islam Sebagai Perekat Infrastruktur Sosial
JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyebut bahwa salah satu kekuatan bangsa Indonesia adalah peran dan keberadaan ormas-ormas keagamaan yang menjalankan fungsi kohesi sosial.
Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan bahwa ormas-ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama telah berperan penting menjadi jangkar sosial yang merekatkan bangunan sosial sebagai infrastruktur pembangunan.
“Tanpa keberadaan ormas-ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama, pemerintah akan kesulitan mengonsolidasikan masyarakat yang sangat majemuk seperti Indonesia,” ujar Said Aqil dalam jumpa pers mengenai Refleksi dan Taushiyah Kebangsaan NU Memasuki Tahun 2020 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2020).
Menurut Said Aqil, fungsi pembangunan kohesi sosial ini tidak bisa diabaikan oleh siapa saja, terlebih jika menengok keadaan negara lain. Di negara-negara Timur Tengah dan Afrika yang mayoritas Muslim, mereka dilanda konflik yang parah pasca Arab Spring, saling bertikai di antara sesama orang Islam.
“Ini terjadi karena tidak adanya fungsi intermediasi yang dijalankan ormas-ormas keagamaan seperti di Indonesia,” jelasnya.
Di Indonesia, lanjut Said Aqil, tensi sosial bisa diredam secara berjenjang dari bawah hingga ke atas karena bekerjanya fungsi intermediasi yang dijalankan ormas-ormas keagamaan. “Karena itu, ormas-ormas keagamaan ini harus menjadi tulang punggung pembangunan dan menjadi infrastruktur sosial yang menyangga kehidupan kebangsaan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, kecanggihan teknokrasi dalam pemerintahan tidak akan banyak guna tanpa dukungan infrastruktur sosial yaitu kohesi dan harmoni sosial. Fungsi ini telah dijalankan secara optimal oleh ormas-ormas keagamaan.
“Tugas pemerintah adalah mengakselerasi kohesi vertikal melalui pemerataan distribusi kesejahteraan dan pemerataan kontrol atas sumber-sumber daya ekonomi yang berkeadilan. Nahdlatul Ulama mendorong agar pemerintah fokus menjalankan program pemerataan dan memotong mata rantai ketimpangan,” tuturnya.