Paus yang Membusuk di Pesisir Balikpapan Dibakar
NAGALIGA — Warga membakar bangkai seekor Paus Bungkuk yang ditemukan tewas terdampar di pantai Sepinggan, belakang markas Lanud AURI kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Paus yang terdampar dan ditemukan sudah membusuk ini memiliki panjang 10,6 meter dengan diameter 4-5 meter dan diperkirakan punya berat tiga ton.
Koordinator TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan, Hery Saputro membenarkan terdamparnya paus itu. Ia mengatakan kabar terdamparnya paus ini diterima sekitar pukul 22:00, Minggu (1/12).
“Langsung kita tangani sampai pukul 4 subuh, kemudian lanjut lagi dari pagi hingga siang,” ujar Hery Seputro
Menurutnya penanganan mamalia laut bisa dilakukan dengan empat opsi sesuai dengan kode yang berlaku hukum penanganan mamalia laut.Pertama kemungkinan hidup dan bisa dilepas. Kedua, kalau hewan tersebut diketahui baru mati, maka bisa dilakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian atau diotopsi. Ketiga, ketika hewan sudah lama mati. Sementara keempat, hewan sudah berbau busuk dan menyengat.
“Kalau sudah kode tiga dan empat hanya dilakukan tiga opsi. Opsi pertama, ditenggelamkan di laut, opsi kedua dikubur dan opsi ketiga dengan dibakar,” tuturnya.
Ia menyebut penanangan opsi pertama tidak memungkinkan kerena kondisi air sedang surut dan kapal tidak bisa merapat untuk menarik.
Menurutnya puas bungkuk sebesar ini baru pertama kali terdampar di perairan Balikpapan. Sebelumnya, kawasan ini kerap menjadi lokasi terdamparya paus kecil.
Otopsi pada Paus ini pun tak bisa dilakukan karena kondisinya sudah membusuk. Lebih lanjut menurutnya paus dan lumba-lumba merupakan hewan buruan dari predator ikan hiu.
Namun, Hery menduga penyebab kematian Paus ini bisa saja akibat aktivitas manusia di laut, seperti pengeboman dan seismik di laut.
“Biasanya ada kegiatan oil company, karena paus itu menggunakan sistem sonar. Jika sonarnya terganggu, tidak bisa mencari makan, tidak bisa menentuan arah, maka suatu saat akan mati,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Pokja Pesisir yang berkantor di Balikpapan, Husen, mengatakan penyebab kematian Paus itu seharusnya ditelisik lebih lanjut.
Jangan hanya menduga duga, harus dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kematian paus ini agar bisa menjadi pembelajaran apa sebenarnya terjadi di perairan pesisir Balikpapan,” ujar Husen.
Selanjutya Husen mengatakan kondisi pesisir Balikpapan dari Barat sampai ke Timur sudah beralih fungsi dari ekosistem pesisir ke aktivitas pembangunan.
Ia juga menyayangkan penangan dengan pembakaran bangkai Paus. Menurutnya penangannya bisa dilakukan dengan cara dikubur, sehingga tulang belulang ikan itu bisa menjadi sumber pengetahuan. Selain itu, proses pembakaran menimbulkan polusi baru.