Pasien Covid-19 Tembus 6.575 Orang, Pemerintah Minta Masyarakat Disiplin Jaga Jarak
JAKARTA – Jumlah pasien yang terkonfirmasi positif virus corona mencapai 6.575 orang. Pasien tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Kasus itu juga sudah menyebar di 250 kabupaten/kota yang ada di Indonesia.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk terus taat menjaga jarak. “Semakin banyak dirawat akan semakin banyak beban kita,” kata Yuri di Gedung BNPB, Jakarta, kemarin.
Sementara itu jumlah orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 178.000. Untuk jumlah pasien dalam pemantauan (PDP) berjumlah 15.464. “PDP ini jumlah yang kita sedang konfirmasi pemeriksaan laboratoriumnya,” kata Yuri.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah berjalan di 16 kota dan kabupaten. Dua provinsi juga sudah memberlakukan PSBB selama secara penuh. “Kepatuhan di dalam melaksanakan pemutusan kontak ini menjadi penting,” kata Yuri.
Sebanyak 3.033 warga Jakarta positif korona (Covid-19). Mereka tersebar di 246 dari 267 kelurahan. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Ani Ruspitawati memaparkan, sebanyak 207 orang dinyatakan telah sembuh dari total 3.033 orang kasus positif dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 292 orang.
“Sebanyak 1.839 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 695 orang melakukan self isolation di rumah. Lalu sebanyak 863 orang menunggu hasil laboratorium,” kata Ani kemarin.
Dia menjelaskan, untuk orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 5.720 dengan 5.136 sudah selesai dipantau dan 584 masih dipantau dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 5.167 orang (3.691 sudah pulang dari perawatan dan 1.476 masih dirawat). Ani juga menerangkan, untuk rapid test masih terus digalakkan di 6 wilayah kota/kabupaten administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP).
“Total sebanyak 58.617 orang telah menjalani rapid test dengan persentase positif Covid-19 sebesar 3,9% serta perinciannya 2.265 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 56.352 orang dinyatakan negatif,” katanya.
Sementara itu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mencatat lebih dari 40.098 desa yang tersebar di 33 provinsi telah membentuk Relawan Desa Lawan Covid-19. Jumlah ini sekitar 53% dari total desa di Indonesia, sedangkan jumlah relawan sebanyak 1.089.923 orang.
“Saya laporkan alhamdulillah ada lebih dari 40.000 desa atau sekitar 53% yang sudah membentuk relawan desa,” ungkap Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dalam konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.
Abdul Halim mengatakan desa-desa itu telah memiliki panduan pencegahan sehingga membantu pelaksanaan di lapangan. “Sejumlah aktivitas tercantum dalam panduan tersebut seperti memberikan edukasi Covid-19 kepada masyarakat hingga penyiapan dan penanganan logistik terkait isolasi maupun logistik untuk kepentingan lainnya,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa relawan desa ini beranggotakan kepala desa sebagai ketua, ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai wakil dan aparat desa serta berbagai tokoh sebagai anggota. Dalam pelaksanaan kegiatan, Babinkamtibmas, Babinsa, dan pendamping desa berperan sebagai mitra.
“Selain itu mereka memiliki tugas-tugas sebagai berikut, yakni mencegah dan menangani Covid-19 serta melakukan koordinasi intensif dengan dinas kesehatan, dinas pemberdayaan masyarakat desa, dan badan penanggulangan bencana daerah,” sebutnya.
Halim mengatakan desa yang telah membentuk tim melakukan pengaktifan pos jaga gerbang desa yang berlaku 24 jam. Ini sangat berperan untuk mendata dan memeriksa tamu yang memasuki desa. Pendataan tersebut meliputi kondisi kesehatan dan tempat domisili sebelum memasuki desa. “Apabila mendapati warga dengan kondisi kurang sehat, relawan akan mencatat dan merekomendasikan warga tersebut untuk melakukan isolasi mandiri,” jelasnya.