Sun. Dec 22nd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Pantun Habib Aboe di Depan Kapolri Bikin Ngakak, Ada Kata Mama, Sentil Tragedi KM 50

JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengundang gelak tawa peserta Rapat Dengar Pendapat (RDP) komisi bidang hukum itu dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8).

RDP khusus membahas kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Sebelum menyampaikan pertanyaan terkait peristiwa kematian Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Habib Aboe membaca sebuah pantun.

“Mama memancing ikan dapatnya teri, teri dimakan dengan asinan, senangnya pagi ini sampai sore bisa ketemu Kapolri, karena sudah banyak wartawan dan anggota yang menunggu jawaban,” kata Habib Aboe.

Pantun itu lantas memantik gelak tawa anggota Komisi III DPR RI yang hadir di ruang rapat.

Habib Aboe menyebutkan dalam beberapa minggu terakhir kondisi Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan jajarannya sangat tegang, bahkan dia menghubungi pun tidak sempat dijawab.

“Karena tidak dapat akhirnya saya keliling Pak, ke Waka (Wakapolri, red) saya telepon-telepon, sebab saya tidak mau muncul di media, Pak. Saya mau face to face sebagai anggota senior,” lanjutnya.

Sekjen PKS itu juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

“Karena ini melibatkan puluhan orang dan beberapa jenjang kepangkatan di tubuh Polri. Bukan main lagi cerita ini,” ujarnya.

Dia juga menyebutkan dirinya memaklumi jika Kapolri dan jajarannya lambat mengambil keputusan lantaran kasus pembunuhan ini melibatkan pelaku yang terlalu dekat dan terlalu inti dalam tubuh Polri.

Habib Aboe lantas menyinggung soal titah Presiden Joko Widodo yang meminta Polri agar mengusut kasus tersebut secara tuntas, sehingga menurut dia, Kapolri langsung bisa mengambil keputusan.

“Peristiwa Presiden memberikan semangat ini kadang-kadang kami teringat pak, kenapa Brigadir J saja yang diperhatikan, yang kemarin itu, KM 50 (kasus penembakan 6 Laskar FPI di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek, red) bagaimana? Jangan-jangan sama lagi. Jangan-jangan,” kata Habib.

Dia juga mengaku menangkap aspirasi dari banyak ulama yang menanyakan soal peristiwa KM 50 sebagai buntut dari panjangnya pengusutan kematian Brigadir J.

“Mudah-mudahan bisa teperhatikan juga, kasian ulama-ulama menanyakan, ‘Ini satu saja bisa begini, itu enam dicuekkan saja’ sama tidak? Sama, itu sama-sama manusia. Kasusnya juga hampir sama,” pungkas Habib Aboe Bakar Alhabsyi.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.