Omicron Masuk Indonesia: Kenali Gejala Terpapar Varian Omicron
Jakarta -Varian terbaru virus Corona B.1.1.529 atau dinamai Omicron telah dikonfirmasi masuk ke Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin mengatakan, pasien pertama yang terjangkit virus tersebut adalah seorang petugas kebersihan di pusat karantina Wisma Atlet.
“Kementerian Kesehatan telah mendeteksi seorang pasien terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember, data-datanya sudah kita konfirmasikan ke GISAID dan telah dikonfirmasi kembali dari GISAID bahwa memang data ini data sequencing Omicron,” kata Budi Gunawan pada Kamis, 16 Desember 2021, ihwal temuan pasien Omicron di Wisma Atlet itu dikutip dari laman Kemenkes.go.id.
WHO telah menetapkan varian B.1.1.529 sebagai varian yang menjadi perhatian, bernama Omicron, atas saran dari WHO’s Technical Advisory Group on Virus Evolution (TAG-VE) pada 26 November 2021. Keputusan ini berdasarkan bukti yang diberikan kepada TAG-VE bahwa Omicron memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya, misalnya seberapa mudah penyebarannya atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.
Gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Omicron tak jauh beda dengan pendahulunya.
Bedanya, virus yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini diklaim memiliki kemauan menyebar lebih cepat.
Gejala ringan infeksi virus varian Omicron ini di antaranya hidung tersumbat, sakit kepala, dan sakit tenggorokan, sehingga sangat sulit dibedakan tanpa pengujian.
Melansir dari laman goodhousekeeping.com, salah satu pendiri dan kepala petugas medis di Redirect Health, Janice Johnston mengatakan varian Omicron dapat menginfeksi individu secara berbeda, tetapi tidak jarang gejala berikutnya sama dengan gejala varian lain.
“Kami telah melihat ini selama bertahun-tahun dengan virus influenza, setiap pasien tidak sama dalam hal kesehatan holistik, tingkat kekebalan dan kemampuan untuk melawan virus,” jelas dia.
Selanjutnya: Ahli sepakat bahwa gejala varian Omicron sebagian besar…
Ahli sepakat bahwa gejala varian Omicron sebagian besar tetap sama. Data terbatas menunjukkan bahwa beberapa gejala, seperti kelelahan dan nyeri di beberapa bagian otot tubuh, jauh lebih umum daripada sesak napas atau kehilangan rasa.
Hal ini dibenarkan oleh dokter pengobatan darurat di Ohio State University Wexner Medical Center. Dia mengatakan, para wartawan dari penyedia layanan menggambarkan pasien di Afrika Selatan mengalami kelelahan parah, tetapi tidak kehilangan rasa atau penciuman.
“Tampaknya gejala (Omicron) mungkin lebih ringan, masalah seperti tenggorokan gatal, kelelahan atau sakit kepala, dibandingkan dengan gejala yang lebih parah seperti demam dan gagal napas. Tetapi gejala ini juga tergantung pada status vaksinasi Anda, usia, kondisi komorbiditas dan riwayat infeksi alami,” kata dia.
Dilansir dari laman independent.co.uk, Kepala Eksekutif Royal Society for Public Health (RSPH) Christina Marriott mengatakan bukti yang berkembang menunjukkan bahwa orang yang telah menerima dua dosis vaksin biasanya menunjukkan gejala yang tidak terlalu parah.
Seperti sakit kepala, pilek, bersin, sakit tenggorokan, dan kehilangan penciuman. Kendati begitu dia tetap mengingatkan agar tetap waspada terhadap gejala pilek.
“Dites jika mereka tinggal atau bekerja di sekitar orang yang berisiko lebih besar terkena penyakit ini,” kata dia ihwal cepatnya Omicron berjangkit.