MPR Ajak Warganet Gaungkan Empat Pilar
JAKARTA – Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terus berupaya membumikan Empat Pilar MPR, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Berbagai carapun dilakukan agar sosialisasi bisa berlangsung massif dan diterima seluruh elemen masyarakat. Termasuk dengan melibatkan para pegiat media sosial atau warganet.
Seperti yang dilakukan dalam kegiatan bertajuk “Warganet Jakarta Ngobrol Bareng MPR RI” di Hotel Veranda, Jakarta, Rabu malam (27/11/2019). Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, dulu ketika Indonesia lahir, belum ada media sosial dan juga warganet. Karena itu, penyebaran informasi hanya dilakukan melalui radio atau surat. Termasuk deklarasi kemerdekaan pun disebarluaskan melalui radio.
“Dunia maya ini memang dunia lain yang kadang tak pernah bertemu, tapi ada salah satu jejaring. Saya surprise ketika MPR mengajak menyampaikan pesan lewat dunia maya,” tutur Jazilul Fawaid mengawali perbincangannya.
Jazilul berharap para pegiat media sosial ini bisa ikut berkontribusi dalam menyebarkan berita-berita mengenai MPR, khususnya Empat Pilar sehingga masyarakat bisa menanamkan pesan-pesan yang terkandung dalam Empat Pilar MPR. Terutama dalam mewujudkan negara yang adil dan rakyatnya sejahtera.
“Kepada teman-teman warganet, saya berharap menjadi mitra MPR menyebarkan Empat Pilar. Karena ketika keadilan itu diabaikan, banyak muncul persoalan. Apalagi keadilan ekonomi dan keadilan hukum diabaikan maka akan memunculkan masalah-masalah kebangsaan,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Jazilul juga menyinggung adanya usulan mengenai amandemen Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945. Dulu sebelum 1999, MPR merupakan lembaga tertinggi negara. Setelah 1999, kedudukan MPR sama dengan lembaga negara lainnya seperti DPR, Mahkamah Agung, maupun Presiden. Kini sama-sama lembaga negara. Dulu Presiden mandataris MPR.
“MPR memiliki kewenangan tertinggi yaitu mengubah dan menetapkan UUD. UUD bisa diubah. Kita sudah melaksanakan amandemen mulai 1999-2002. Untuk kali ini, kami menerima rekomendasi MPR terdahulu untuk mengamandemen UUD, memasukkan pokok-pokok haluan negara,” katanya.
Untuk merealisasikan hal tersebut, MPR terus berupaya menjaring aspirasi dari berbagai kalangan baik dari partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat agar rekomendasi amandemen UUD bisa terwujud dan keinginan untuk menyejahterakan rakyat bisa tercapai.
“Kalau warganet mau menyampaikan aspirasi mengenai perubahan amandemen UUD, kita terbuka. Salah satunya mengenai haluan negara karena negara ini butuh haluan dalam pembangunan. Dulu ada GBHN, sekarang gak ada. Kami menunggu, silakan warganet menyampaikan masukannya,” tutur politikus PKB ini.
Dalam upaya menyerap aspirasi sebelum amandemen UUD dilakukan, menurut politikus asal Bawean, Jawa Timur ini, berbagai masukan diterima. Salah satunya mengenai masa jabatan presiden.
“Ada yang menyampaikan sebaiknya presiden tidak hanya dua kali periode. Ada yang usul satu periode saja, tapi delapan tahun. Itulah yang kemudian kami MPR membuka wacana ke publik, termasuk juga pemilihan langsung dan tidak langsung,” urainya. Dikatakan Jazilul, untuk pemilihan presiden langsung diatur dalam UUD. Sementara untuk pilkada hanya diatur dalam UU Pilkada.
Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah menambahkan, MPR tidak mau meninggalkan satu segmenpun untuk terlibat dalam mensosialisasikan Empat Pilar MPR. “Kami lakukan berbagai metode dan berbagai kalangan. Sosialisasi sudah kita lakukan di kalangan SD, SMP, SMA dan juga masyarakat luas. Ini juga kalangan milenial yang tidak akan ditinggalkan,” urainya.
Siti Fauziah mengatakan, kegiatan Ngobrol Bareng Netizen ini sudah dilakukan sejak 2015 silam di berbagai kota seperti Jakarta, Solo, Yogyakarta, Makassar, Manado, Bandung, Jambi, dan Surabaya. Jadi sudah banyak. Pada 2018 kita juga mengadakan deklarasi netizen di Gedung MPR. Kami berharap ini nanti para netizen mendeklarasikan kembali apa yang akan disampaikan. Harapan MPR para netizen bisa menulis satu kata saja dalam satu hari karena follower banyak, meski hanya dengan satu kata tapi kalau dibaca para follower jadi banyak,” tuturnya.
MPR, kata Siti Fauziah, juga mengajak para netizen untuk selalu memproduksi konten-konten dengan narasi positif. Diharapkan setelah mereka dibekali dengan pengetahuan Empat Pilar, mereka menularkan apa yang didapat tidak hanya kepada warganet di daerah namun juga kepada masyarakat lewat tulisan atau status.
Rachmanita Adindarara, salah seorang blogger asal Tangsel yang memiliki 6.500 follower di Instagram mengatakan upaya sosialisasi dengan melibatkan para netizen ini sangat tepat. Sebab, selama ini informasi yang sangat mudah viral adalah informasi-informasi yang berisi hal-hal negatif. Karena itu, perlu ditangkal dengan informasi yang positif seperti Empat Pilar MPR. “Ini sangat bermanfaat, apalagi buat milenial karena dengan banyak pengetahuan kita menjadi semakin cinta Indonesia,” tuturnya. abdul rochim
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid (dua kanan), Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah (kiri), dan Staf Khusus Pimpinan MPR Muhammad Rizal (dua kiri) dalam kegiatan bertajuk “Warganet Jakarta Ngobrol Bareng MPR RI” di Hotel Veranda, Jakarta, Rabu malam (27/11/2019). Foto/SINDOnews/Abdul Rochim