Minta Tokoh Agama Jadi Teladan Jaga Jarak, Satgas: Kelak Allah Minta Tanggung Jawab
JAKARTA – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta tokoh agama menjadi teladan dalam berdisiplin melaksanakan protokol kesehatan. Salah satunya dengan menghindari acara-acara yang menimbulkan kerumunan.
Dia menyebut bahwa dari tiga langkah protokol kesehatan, menjaga jarak adalah hal yang paling sulit diterapkan. “Dari data yang kami peroleh peningkatan menggunakan masker sudah sangat bagus, termasuk juga cuci tangan. Tetapi jarak dan menghindari kerumunan ini masih belum optimal,” katanya, Minggu (15/11/2020).
Seperti diketahui, sejak kedatangannya Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab terus disorot berkaitan dengan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Ini karena membeludaknya massa yang menyambut kepulangannya dan beberapa kegiatan setelahnya.
Saking banyaknya, sangat susah mengendalikan orang supaya taat pada protokol kesehatan. Alhasil, Pemprov DKI Jakarta mengenakan denda pelanggaran protokol kesehatan sebesar Rp50 juta kepada FPI dan Habib Rizieq.
Doni mengatakan bahwa kerumunan dapat dipastikan dapat menyebabkan tingginya potensi penularan Covid-19. Sehingga akan menyulitkan semua orang. Padahal saat ini proses pengendalian kasus Covid-19 di Indonesia cukup baik dibandingkan sejumlah negara.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, pemerintah butuh bantuan dari segenap dari tokoh-tokoh agama yang kiranya bisa menjadi suri tauladan untuk bisa mengingatkan masyarakat kita,” tuturnya
Doni menegaskan bahwa selama pandemi berlangsung menghindari kerumunan harus terus dilakukan. Dia menegaskan bahwa pihak yang menyelenggarakan acara secara tidak langsung mengancam keselamatan jiwa orang per orang.Selama pandemi ini masih berlangsung, Doni mengatakan masyarakat harus bisa menghindari kerumunan. Sekali lagi menghindari kerumunan adalah modal yang harus kita kumandangkan setiap saat. Sebab tidak ada yang tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. “Kita harus punya stamina untuk menghadapi ini semuanya,” ujar dia.
“Termasuk keluarga-keluarga mereka. Tanpa kita sadari, ibaratnya ada 1, 2 orang yang terpapar covid, kita tidak pernah sadar ketika itu bertemu mereka di tempat umum kita pun bisa terpapar dan tertular,” tuturnya.
Pada kesempatan itu dia juga menyatakan bahwa siapapun yang menyelenggarakan kegiatan kerumunan tidak saja disanksi di dunia tapi juga oleh Allah SWT.
“Dan mereka yang menggalakkan kegiatan tersebut nantinya bukan hanya mendapatkan sanksi di dunia oleh pemerintah, tetapi juga kelak di kemudian hari akan mendapatkan permintaan pertanggungjawaban dari Allah SWT. Karena kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan itu terjadi penularan,” pungkasnya.