Menko PMK: Keputusan Sulit saat Tentukan Natuna Tempat Observasi Corona
NATUNA – Menteri Kordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy menceritakan keputusan yang sulit saat akan menentukan Natuna menjadi tempat observasi WNI yang dievakuasi dari China terkait virus Corona.
Banyak pilihan pulau, namun pada rapat koordinasi Sekretariat Negara (Sekneg), akhirnya diputuskan Natuna yang dipilih. Pada akhirnya, keputusan itu tepat. Observasi selama 14 hari berjalan lancar dan seluruh WNI sudah dipulangkan ke daerah masing-masing.
“Karena pada waktu itu eskalasi yang terus meningkat virus Corona di China, sehingga Indonesia memutuskan harus cepat mengevakuasi WNI dari Huebei,” ujarnya pada malam syukuran dan apresiasi tim kemanusiaan pelepasan WNI dari Wuhan dengan masyarakat Natuna, di Gedung Sri Srindit, Jalan Yos Sudarso, Batu Hitam, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Sabtu (15/2/2020) malam.
Menurut Menko PMK, jika ingin menjadi masyarakat tangguh, maka kesulitan yang harus dihadapi juga harus tinggi. “Setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan atau kebaikan. Masyarakat Natuna sangat welcome dan baik Hati. Atas nama pemerintah saya ucapkan terima kasih” ucap Effendy yang mengajak shalawatan warga Natuna di akhir pidatonya.
Ke depan, lanjut Muhadjir, pemerintah akan membantu mengangkat peran perekonomian masyarakat Natuna. Memang belum dibicarakan dengan detail apa yang akan ditetapkan. Namun, kebijakan jangka panjang, seperti memperpanjang landas pacu penerbangan, mempertebal aspal agar pesawat berbadan lebar atau kargo dapat mendarat dengan mudah serta meningkatkan kelasnya menjadi bandara internasional.
“Dengan begitu, kita dapat mengekspor ikan segar atau ikan hidup dengan cepat ke pasar internasional menggunakan pesawat cargo,” tandasnya.