Menkes: Vaksinasi COVID-19 Bisa Digunakan untuk Merajut Kebangsaan
JAKARTA – Pagi ini para tokoh pemuka agama di Indonesia baik dari agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu pagi ini melaksanakan vaksinasi COVID-19 di Masjid Istiqlal Jakarta.
Melihat pelaksanaan vaksinasi untuk para tokoh pemuka agama ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa vaksinasi bisa digunakan untuk merajut kebangsaan. “Saya sengaja bahwa melihat vaksinasi ini bisa merajut kebangsaan kita bersama, regardless agamanya apa, bersama melawan pandemi,” ujar BGS sapaan akrabnya dalam talk show di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Selasa (23/2/2021).
Bahkan, BGS juga kagum melihat Masjid Istiqlal yang digunakan untuk ibadah umat Muslim bisa digunakan untuk vaksinasi bagi para tokoh agama lainnya. “Saya kagum di Istiqlal adalah melihat bagaimana semua pemuka agama datang di sana. Bukan hanya tokoh agama dari Islam, tapi tokoh agama Katolik, tokoh agama Kristen, tokoh agama Buddha, tokoh agama Hindu, tokoh agama Konghucu, semua berdatangan di sana untuk melaksanakan program vaksinasi.”
“Saya merasakan betapa Masjid Islam terbesar di Jakarta membuka diri untuk semua tokoh agama besar lainnya untuk hadir bersama-sama melaksanakan program vaksinasi,” sambung BGS.
BGS mengatakan program vaksinnasi ini bisa memberikan contoh bahwa saat bencana melanda seperti pandemi COVID-19 ternyata ada sisi baiknya. “Jadi program vaksinasi ini bisa memberikan contoh dan pelajaran buat kita semua, bahwa suatu bencana pasti ada sisi baiknya. Dan sisi baiknya adalah bisa merajut kebersamaan, merajut kegotong-royongan gitu ya, seluruh rakyat Indonesia.”
“Dengan demikian gak ada lagi bedanya agama A, agama B, agama C, karena kita sadar bahwa kita harus bekerja bersama-sama untuk mengalahkan atau menghadapi pandemi ini,” imbuh BGS.
BGS menuturkan bahwa pandemi COVID-19 merupakan merupakan problem besar di Indonesia dan juga di dunia. Oleh karena itu, tidak mungkin mengatasinya dengan bekerja sendiri-sendiri. “Saya rasa, tidak mungkin kita bisa mengatasinya dengan bekerja sendiri-sendiri tapi harus bekerja bersama-sama.”
“Tidak mungkin kita bisa mengatasinya dengan bekerja secara eksklusif tetapi harus bekerja secara inklusif. Dan tidak mungkin kita bekerja dengan membentuk program milik kita, tapi harus bisa membangun gerakan yang dimiliki oleh seluruh komponen bangsa,” papar BGS.
BGS mengatakan pandemi COVID-19 merupakan rahmat agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang kompak. “Saya percaya ini merupakan rahmat, dengan adanya pandemi agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang kompak yang lebih mau bekerja sama untuk tujuan yang lebih besar.”