Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kesiapan Indonesia dalam menggelar vaksinasi penguat (booster) mulai awal 2022. Rencananya, akan ada dua skenario penyuntikan booster, yakni gratis dan berbayar.

Budi Gunadi menjelaskan, untuk lansia dan penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan akan mendapatkan booster secara gratis.

“Vaksinasi lansia dan PBI non lansia akan ditanggung negara. Sedangkan yang nonlansia dan mandiri akan kita buka agar perusahaan-perusahaan farmasi bisa impor vaksin, dan langsung menjual ke masyarakat. Sehingga terjadi keseimbangan di pasar dan akses masyarakat akan pilhannya jadi lebih banyak,” jelas Budi Gunadi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR secara virtual, Selasa (14/12).

Ia menjelaskan, vaksin booster yang dibiayai negara lewat APBN akan diberikan kepada sekitar 83,1 juta orang. Sehingga, dibutuhkan sekitar 92 juta dosis vaksin pada kelompok tersebut.

“Sedangkan vaksin booster yang non-APBN akan diberikan ke 125 juta orang atau sekitar 139 juta dosis vaksin karena ada cadangan sekitar 10 persen,” tuturnya.

Bagaimana dengan pelaksanaannya nanti?

Budi menuturkan, vaksinasi booster akan dimulai Januari 2022. Persyaratannya adalah vaksin booster harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan BPOM.

Kemudian lansia akan menjadi kelompok yang diberikan booster setelah tenaga kesehatan (nakes) selesai diberikan. Sebab, lansia termasuk kelompok rentan dan berisiko tinggi terpapar COVID-19.

“Vaksin booster rencana dimulai Januari, kita akan fokuskan di lansia, dan vaksin yang digunakan harus sudah mendapatkan approval booster dari WHO dan BPOM,” tutup Budi.