Mengusung Konsep Sustainability Forest City di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara
JAKARTA. Pemerintah Indonesia mengusung konsep sustainability forest city untuk membangun Ibu Kota Negara Nusantara yang berpkokasi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Lalu apa sejatinya konsep ini? Menurut penjelasan Badan Otorita IKN Nusantara, konsep sustainability forest citymemerlukan setidaknya 65% tutupan hutan dari seluruh wilayah IKN Nusantara.
Luasan lahan untuk hutan ini akan dicapai dengan upaya merehabilitasi hutan dan lahan di wilayah IKN Nusantara seluas 58.570 ha demi mencapai sustainability forest city.
Sebagai gambaran, sebagian area IKN saat ini dalam kondisi lahan terbuka, area bekas tambang, semak belukar, dan area konsesi hutan tanaman industri (HTI) yang akan dilakukan pemanenan.
Karena itulah memerlukan desain lanskap yang terintegrasi untuk memastikan pencapaian sustainability forest city, baik melalui penanaman, maupun perlindungan tutupan hutan yang saat ini masih baik.
Kepala Otorita IKN Nusantara saat memaparkan perkembangan pembangunan IKN Nusantara pada Rabu (15/6) yang lalu menjelaskan, sustainability forest city memiliki karakteristik wilayah yang sangat sensitif dan limitasi ekologi yang tinggi terhadap pembangunan.
Karena itulah proses pembangunannya IKN Nusantara harus dilakukan dengan cermat. Hal ini harus dilakukan, demi memastikan pembangunan IKN menerapkan konsep kota yang berkelanjutan sustainability forest city serta mempertimbangkan aspek daya dukung sumber daya alam dan daya dukung lingkungan hidup,
Menurut Bambang pada 2020, pemerintah telah melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebelum menyusun Master Plan IKN. “Penyusunan KLHS Master Plan IKN ini dilakukan secara terintegrasi dengan penyusunan Master Plan IKN,” katanya.
Untuk itu tugas Badan Otorita IKN Nusantara adalah untuk membangun kota IKN Nusantara dengan target 2045 akan selesai secara menyeluruh.
Badan Otorita IKN juga akan melakukan transformasi menuju kota IKN Nusantara dengan konsep sustainability forest city tersebut.
Pemerintah mengharapkan agar IKN Nusantara bisa menjadi generator ekonomi yang baru Indonesia yang selama ini terpusat di Pulau Jawa.
“Jadi kalau selama ini Indonesia di dorong oleh Java Centris, dengan IKN Nusantara ini akan menjadi Indonesia centris,” tandasnya.
Adapun tahapan-tahapan sustainability forest city dalam pembangunan IKN ini selama 5-10 tahun.
Bambang menyebut membangun sebuah kota secara menyeluruh membutuhkan waktu selama 15 tahun hingga 20 tahun.
Saat ini Badan Otorita IKN Nusantara tengah melakukan pekerjaan secara menyeluruh, selama lima tahun ke depan sesuai dengan masa jabatan pemimpin Badan.
Tapi tugas Badan Otorita IKN saat ini tidak gampang karena pada pertengahan masa jabatan yakni 2024 akan melalui peristiwa politik yaitu pemilu dan pemilihan presiden.
Dan proses pergantian pimpinan politik nasional ini akan terus berulang setiap lima tahunan. Padahal target pembangunan IKN Nusantara ini selesai pada periode 2035-2045 diharapkan bisa rampung secara menyeluruh membangun kota secara utuh.
Rencana mewujudkan sustainability forest city hingga 2035 mendatang setidaknya Badan Otorita IKN Nusantara akan fokus kepada tiga hal.
Pertama Kota IKN Nusantara tahap awal akan menggunakan lahan sekitar 56.180 hektare (ha).
Adapun target pengembangan kota sustainability forest city secara utuh akan mencapai 256.142 ha.
Guna mewujudkan sustainability forest city maka dari total lahan kota IKN Nusantara tersebut sebesar 75% akan dipergunakan untuk jalur hijau.
Selain itu sekitar 65% di wilayah hijau sustainability forest city akan ditanami oleh tanaman tropis endmik di Kalimantan maupun hutan tropis, seperti kamper, ulin dan lain-lain.
Berikutnya setiap 10% merupakan area hijau. Sedangkan lahan yang akan dipergunakan untuk bangunan Ibu Kota Negara Nusantara adalah sekitar 25% saja, luasnya hanya sekitar 6.596 ha saja.