Menag: Wakaf Akan Jadi Lokomotif Kebangkitan Umat
JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) mendorong Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk mengembangkan pengelolaan aset wakaf agar lebih produktif lagi. Wakaf dinilai bisa membantu dalam menangani kemiskinan.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razimengatakan pihaknya, BWI, dan sejumlah elemen terus berupaya membangun ekosistem perwakafan nasional.
Dia menerangkan perlu adanya perbaikan pengelolaan aset wakaf yang terbengkalai dan belum menghasilkan manfaat.
“Hemat kami, perlu dilakukan terobosan, baik secara regulasi, kebijakan, program, dan layanan wakaf. Siapa saja bisa berwakaf dan manfaatnya luas. Melalui pemberdayaan wakaf, kami ingin melanjutkan misi Islam rahmatan lil alamin,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasional BWI yang dilakukan secara daring, Senin (14/9/2020).
Dia mengungkapkan, pengelolaan aset wakaf bisa untuk komersial asal tidak keluar dari prinsip-prinsip syariah. Pengelolaan wakaf yang produktif dipercaya bisa membantu pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan.
Saat ini telah diterbitkan sukuk wakaf (CWLS). Penerbitan sukuk wakaf ini untuk mendukung pengembangan investasi sosial dan wakaf produktif di Indonesia. Pemerintah memfasilitasi para pewakaf uang, baik bersifat temporer maupun permanen, agar dapat menempatkan wakaf uang pada instrumen investasi yang aman dan produktif.
“Ini hasil kerja sama Kementerian Keuangan, Agama, Bank Indonesia, dan Badan Wakaf Indonesia. Dengan sinergi ini ini, kami yakin pengumpulan wakaf akan semakin meningkat dan mencerahkan kehidupan bangsa,” tutur pensiunan TNI bintang tiga itu.
Selain itu, BWI diminta untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap wakaf. Para generasi muda perlu dikenalkan dan mendapatkan pengetahuan tentang wakaf.
“Nilai manfaatnya akan semakin berkembang dan produktif. Kita semua yakin Insya Allah suatu saat wakaf akan menjadi lokomotif kebangkitan umat dan instrumen penanggulangan kemiskinan,” pungkas Fachrul.