Malaysia Terima Tambahan 10.000 Kuota Haji, Dubes RI: Kita Duluan Dapat 20.000
JAKARTA – Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menekankan bahwa Indonesia sudah lebih dulu mendapat kuota haji tambahan sebesar 20.000 jamaah dibanding Malaysia yang baru menerima 10.000 kuota haji tambahan.
“Malaysia baru dapat kepastian awal tahun ini. Itu pun untuk realisasi ketika kondisi sudah normal (tidak lagi pandemi). Sementara Indonesia sudah dapat sejak 2015 total 20.000 kuota tambahan,” kata Agus Maftuh saat dihubungi MNC Portal Indonesia dari Jakarta.
Dia merinci, setelah Presiden Jokowi bertemu dengan Raja Salman pada 2015, Indonesia mendapat tambahan kuota 10.000 jamaah. Arab Saudi juga menawarkan lagi tambahan kuota 10.000 jamaah. Akhirnya setelah sempat terjadi pengurangan kuota terhadap semua negara terkait renovasi besar-besaran Masjidil Haram, pada 2017, realisasi kuota haji Indonesia menjadi 211.000, 2018 menjadi 221.000 dan 2019 menjadi 231.000 jamaah.
Kuota haji Indonesia pun masih yang terbesar di dunia. Angka ini jauh di atas Malaysia yang hanya mendapat kuota 31.000 jamaah haji. “Dan sekarang kita sedang menggencarkan lobi melalui semua jalur diplomasi dengan Arab Saudi. Targetnya kuota naik lagi menjadi 250.000 jamaah haji untuk memangkas antrean panjang,” kata Agus Maftuh.
Menurut dia, diplomasi haji merupakan prioritas KBRI di Riyadh. Penambahan lagi kuota haji bagi Indonesia memungkinkan setelah situasi kembali normal dan proyek perluasan area di Arafah dan Mina tuntas.
“Kami pun terus berkomunikasi intensif dengan para pangeran Ring 1 untuk ikhtiar tersebut,” ungkap Agus Maftuh yang tahun ini memasuki musim haji keenamnya menjadi pelayan jamaah haji RI.
Ditanya apakah per kemarin Pemerintah Arab Saudi telah membuka keran kedatangan jamaah haji internasional, Agus menegaskan bahwa pihaknya belum menerima informasi mengenai hal itu. Apalagi soal kuota haji per negara termasuk untuk Indonesia.