KSAD Instruksikan Prajurit Puskesad Tingkatkan Prestasi
JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memerintahkan kepada seluruh prajurit Korps Kesehatan Angkatan Darat untuk terus bekerja keras dan meningkatkan prestasinya.
Hal itu disampaikan KSAD saat mengikuti olahraga bersama dalam rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-74 Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad) yang jatuh pada 26 Oktober 2019 mendatang, di Denma Mabesad, Jakarta.
“Puskesad juga telah menyelenggarakan kegiatan donor darah di seluruh satuan Kesehatan Angkatan Darat, acara penerimaan Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (SCPOB) dari BPOM, penyematan Brevet dan Pin Korps Kesehatan serta berbagai kegiatan lainnya,” ujar Kadispenad Brigjen TNI Candra Wijaya, dalam rilis tertulisnya di Mabesad, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
.
Pada acara olahraga bersama, kata Candra, di hadapan peserta yang hadir, KSAD sengaja menayangkan berbagai kiprah prajurit kesehatan ketika terlibat dalam penanggulangan bencana di Palu dan Donggala.
“Tayangan video tersebut semasa, beliau jadi Pangkostrad dan sengaja ditampilkan agar kita semua tahu bagaimana kiprah prajurit Kesehatan Angkatan Darat dalam membantu korban bencana gempa di Palu dan Donggala,” ujarnya.
Selain di Palu dan Donggala, tambahnya, masih banyak lagi peran dan jasa prajurit Kesehatan Angkatan Darat dalam terjun langsung membantu masyarakat.
“Baik di Papua maupun Lombok, pelayanan di Rumah Sakit siang dan malam terus dilakukan dalam melayani korban bencana alam. Dengan berbagai kesulitan dan pengorbanan yang mereka hadapi dalam membantu korban bencana merupakan pengabdian luar biasa, “ jelasnya.
Terkait dengan pemberian brevet kepada prajurit Kesehatan, lanjut Candra, KSAD sangat berharap, agar semakin meningkatkan semangat dan motivasi para prajurit Kesehatan.
Sementara itu, Kapuskesad Mayjen TNI Tugas Ratmono, mengatakan, pemberian tanda penghargaan terhadap kemampuan profesionalisme prajurit Kesehatan Angkatan Darat berupa brevet, merupakan salah satu upaya mewujudkan semangat kebanggaan Korps dan identitas prajurit Kesehatan.
“Adapun Brevet tersebut di antaranya, Brevet Kesehatan Militer, Brevet Trauma Tempur, dan Brevet Manajemen Madya Rumkit,” jelasnya.
Brevet Kesehatan Militer ungkap Kapuskesad, suatu tanda kualifikasi yang diberikan kepada prajurit Kesehatan yang telah menempuh pendidikan dasar kecabangan kesehatan. Kemudian, Brevet Trauma Tempur diberikan kepada dokter yang telah menempuh kursus Advanced Trauma Life Support (ATLS) maupun Basic Trauma Life Support (BTLS) Combat.
“Sedangkan Brevet Manajemen Madya Rumkit diberikan kepada prajurit Kesehatan yang menguasai dan mahir dalam mengelola Rumkit baik sebagai Kepala maupun Staf,” urainya.
Selain Brevet tambahnya, prajurit Kesehatan juga bisa dianugerahkan PIN Kesehatan yang diberikan berdasarkan keahlian yang dimiliki dokter militer, perawat militer, ahli farmasi militer serta tenaga kesehatan lainnya.
“Penggunaan brevet dan PIN ini telah disahkan dengan Keputusan Kasad Nomor Kep/954/X/2019 Tanggal 11 Oktober 2019, yaitu tentang pengesahan Wing/Lencana dan PIN tanda Kualifikasi Kesehatan Angkatan Darat,” tandasnya.
Masih di tempat yang sama, Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif, Rita Endang, mengatakan, BPOM mengapresiasi keberhasilan lembaga farmasi di jajaran khususnya Angkatan Darat dalam memperoleh Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Benar (SCPOB).
“Ini menjadi bukti bahwa fasilitas ini dapat berproduksi obat di Indonesia dan juga nomor izin obat sebagai tanda bahwa obat boleh beredar di Indonesia,” ujar Rita Endang.
“Keberhasilan ini merupakan progress yang baik dan bagus, serta komitmen dan usaha keras dari pimpinan Kesehatan Angkatan Darat, sehingga lembaga farmasi Angkatan Darat mampu menghasilkan obat yang bermutu, aman dan berkhasiat bagi seluruh prajurit TNI dan keluarga, serta masyarakat luas,” sambungnya.
Dia menambahkan, Indonesia telah menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menuju Jaminan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage), sejak 2014 kebutuhan akan obat yang berkualitas, aman dan bermutu dengan harga yang terjangkau merupakan salah satu tantangan menerapkan JKN.
“Dengan ikut sertanya lembaga farmasi TNI AD menyediakan obat yang berkualitas, aman dan bermutu, diharapkan membantu pemerintah dalam pelaksanaan program JKM,“ tuturnya.
Dia berharap kerja sama antar Badan POM dan TNI terus diintensifkan untuk kegiatan nyata. Dengan jangkauan aparat TNI sampai pelosok dan perbatasan, Badan POM menjadi mitra strategis dalam upaya pengawasan obat dan makanan ilegal masuk ke wilayah Indonesia.