Komnas HAM Papua Minta Pengungsi Wamena Tidak Sebar Informasi Negatif
Security officers stand guard as residents from Wamena arrive with Indonesian military aircraft following riots, at Sentani Airport in Jayapura, Papua, Indonesia, October 2, 2019. Picture taken October 2, 2019 in this photo taken by Antara Foto. Antara Foto/Gusti Tanati/via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. INDONESIA OUT.
JAKARTA – Para pengungsi yang masih bertahan di Wamena, Jayawijaya, Jayapura, atau kota-kota lain, diminta tidak menyebarkan informasi atau kabar bernada negatif terkait kerusuhan yang terjadi pada Senin (23/9/2019) di Wamena.
Hal itu ditekankan Kepala kantor Komnas HAM perwakilan Papua, Frits Ramandey. Menurutnya, kondisi Wamena saat ini sudah berangsur kondusif sehingga informasi negatif hanya akan memperkeruh suasana.
“Jikalau ada di antara para pengungsi mengalami insiden langsung saat kejadian, sebaiknya jangan menyebarkan informasi atau kabar yang bernada provokasi lagi, karena itu akan memunculkan sentimen baru dan dampak negatif lainnya,” kata Frits kepada wartawan, Senin (7/10/2019).
Menurutnya, informasi yang diberikan pengungsi sering dimanfaatkan dan diputarbalikkan kelompok tertentu. Frits khawatir, berita yang terkesan provokatif sangat berpotensi memicu kekerasan, baik kekerasan fisik, kebencian, dendam, atau sentimen-sentimen baru.
“Oleh karena itu, pemerintah kabupaten dan kota mesti mencegah kelompok-kelompok atau aktor yang berpotensi meresahkan masyarakat. Buka komunikasi dengan baik supaya warga mendapat jaminan bahwa kerusuhan tidak akan terjadi lagi,” ucap dia.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany, sepakat dengan pernyataan Komnas HAM Papua karena informasi negatif rawan diplintir oknum tertentu sehingga harus dihentikan agar tidak kembali memicu kerusuhan.
“Kita harus mendengar suara Komnas HAM Papua. Tapi ini soal menghentikan arus penyebaran berita yang diplintir. Yang dikhawatirkan berita plintiran ini bisa memicu kerusuhan. Kita butuh suara-suara positif di berbagai media, bukan suara negatif yang justru memicu amarah,” kata Tsamara.
Dia meyakini jaminan keamanan dari aparat gabungan TNI-Polri akan membantu warga kembali menjalani aktifitas normal. Untuk itu, dia mengajak seluruh masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi negatif yang condong untuk menyulut kerusuhan.
“Karena banyak yang terkena dampak, maka saatnya kita tumbuhkan sikap solidaritas. Baik saling memberi bantuan atau dukungan kepada pengungsi, ataupun saling menjaga dan mengingatkan agar tidak mudah percaya setiap ada berita-berita negatif yang mengarah kepada perpecahan Papua. Setiap warga negara harus bisa merasa aman, di mana pun itu,” tandas Tsamara.
