Kominfo Sentil Operator Terkait Kesiapan Fiberisasi 5G
NAGALIGA — Kementerian Komunikasi & Informatika (Kemenkominfo) berharap operator bisa menyelesaikan pembangunan infrastruktur base transceiver station (BTS) yang tersambung ke kabel fiber optik (fiberisasi) untuk jaringan 5G.
Pembangunan diharapkan bisa dilakukan sebelum pemerintah membebaskan frekuensi pita yang bisa digunakan operator untuk menggelar jaringan 5G.
“Tidak kalah pentingnya bahwa sebelum bicara 5G, operator semua itu harus persiapkan fiberisasi, harus koneksi antar BTS dengan kabel optik. Fiberisasi dalam masa era 4G sudah bisa dilakukan,” kata Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Ismail kepada awak media di bilangan Thamrin, Jakarta Kamis (6/2).
Ismail mengatakan operator harus terlebih dahulu membangun backhaul (jaringan penyalur) milik operator yang tersambung dengan fiberisasi. Pembangunan ini penting agar 5G bisa digunakan sesuai spesifikasinya, yakni kecepatan tinggi dengan latency (jeda) yang rendah.
Ismail kembali mengingatkan bahwa fiberisasi harus dilakukan sebelum pemerintah membebaskan pita frekuensi dan melelang frekuensi tersebut.
“Tolong percepat saja, melakukan fiberirasi. konektivitas antar BTS. Supaya saat spekturum dilelang, mereka siap deliver sampai ke end to end. Masyarakat bisa terima sesuai keunggulan 5G,” ujarnya.
Di sisi lain, pada 2020, operator Indosat akan fokus kepada pembangunan serat optik yang menghubungkan BTS dengan jaringan tulang punggung alias fiberisasi jaringan.Chief Technology & Information Officer Indosat Ooredoo Dejan Kastelic menjelaskan fiberisasi merupakan masa depan yang krusial bagi operator.
CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan telah melakukan fiberisasi pada 30 persen jaringan. Persentase ini ditargetkan naik menjadi 50 persen pada akhir 2019 dan 70 persen pada 2020.