Ketersediaan Masih Minim, Pembagian APD Dinilai Belum Merata
JAKARTA – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman telah mengunjungi kantor Pengurus Pusat (PP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta, Kamis (26/3/2020).
Ketua Umum PP PPNI Harif Fadhillah mengakui, saat ini hampir semua jenis alat pelindung diri (APD) sangat diperlukan terutama yang lengkap dan layak. Hanif membeberkan, hingga kini masih banyak perawat yang mengeluh soal ketersediaan APD di rumah sakit.
“Masih banyak yang mengeluh. Walaupun kita tahu sudah ada upaya pemerintah mendistribusikan ke rumah sakit daerah dan rujukan. Faktanya di rumah sakit swasta, klinik, Puskesmas, mereka juga melayani, mereka juga membutuhkan,” kata Harif.
Dia memastikan, para perawat dalam kondisi apapun selalu siap bekerja. Namun, dia ingin memastikan keamanan para perawat juga dijamin agar bisa menjalanan tugas dengan baik. “Karena faktor keamanan ini number one, zero toleransi. Supaya bisa bertempur, supaya tidak mati konyol melayani pasien,” katanya.
Hanif pun tak lupa berterima kasih kepada PKS di pusat dan daerah yang berbuat nyata dalam memberikan bantuan kepada tenaga kesehatan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Partai Keadilan Sejahtera. Saya kira ini suatu langkah nyata bukan cuma kalau kata sindiran orang itu ‘kemana cuma waktu kampanye’ tapi ini adalah nyatanya. Mudah-mudahan bisa diikuti yang lain,” pungkasnya.
Sementara Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman memerintahkan, agar seluruh struktur dan Anggota DPRD dari PKS membantu para perawat sebagai garda depan penanganan COVID-19.
“Kami memerintahkan kepada jajaran struktur PKS provinsi dan kabupaten kota kepada juga anggota DPRD di kabupaten kota untuk memberikan bantuan kepada PPNI di provinsi dan kabupaten kota,” kata Sohibul Iman sembari memberikan bantuan APD yang diterima Harif Fadhillah.
Sohibul Iman mengingatkan, agar pemerintah juga memberikan perhatian yang serius kepada para perawat. Sebab, para perawat dan dokter adalah pejuang garis depan.
“Tenaga medis ini menjadi front liner ya. Menjadi paling depan karena penyelamatan ataupun penanganan mereka yang terpapar atau yang positif tentu harus langsung ditangani tenaga medis, dalam hal ini dokter dan perawat ada di barisan paling depan,” ujar Sohibul.