Kenalkan Ragam Budaya, Ganjar Pakai Baju Adat NTT di Launching MPP Batang
SEMARANG – Baju adat yang dikenakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menghadiri acara Launching Mall Pelayanan Publik (MPP) di Kabupaten Batang, Kamis (23/1/2020) menarik perhatian. Apalagi topi dan baju adat itu jarang dijumpai di Jawa Tengah. Ternyata hari itu Ganjar mengenakan baju adat dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Topi yang dipakainya berbentuk seperti topi koboi. Namun di atasnya, ada benda semacam cula yang menyerupai tanduk unicorn berdiri di atasnya. Topi itu disebut dengan Ti’i Langga, topi khas Pulau Rote yang terbuat dari anyaman lontar.
Usut punya usut, topi Ti’i Langga tersebut dibeli langsung dari daerah asalnya, Pulau Rote. Topi itu dibeli oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jateng, Sarwa Pramana saat berkunjung ke daerah itu, belum lama ini.
“Itu beli langsung di Rote. Waktu itu mewakili pak Gub di sana, kemudian beliau telpon saya suruh mencarikan baju adat khas daerah itu,” ungkap Sarwa.
Tidak sekali itu saja Sarwa dipesani Ganjar untuk mencarikan baju adat. Setiap bepergian ke luar Jawa, ia selalu diminta membeli baju khas oleh Ganjar.
“Tapi bukan oleh-oleh lho, saya setiap mengantarkan baju adat yang saya beli, beliau selalu mengganti uang saya. Beliau ndak pernah mau kalau dibelikan, pasti dibayar saat mengantar,” ungkapnya.
Ganjar sendiri memang gemar mengoleksi baju adat. Tidak hanya baju adat dari Jawa Tengah, namun sejumlah koleksi baju adat nusantara banyak dimiliki suami Siti Atikoh ini.
Misalnya baju adat Bali, baju adat Bugis, NTT, baju adat Madura dan beberapa jenis lainnya. Baju-baju adat nusantara itu selalu dipakai Ganjar pada setiap Kamis pekan keempat tiap bulannya.
Hal itu menyusul munculnya Surat Edaran (SE) nomor 065/0016031/2019 yang mewajibkan pegawai dan karyawan Pemprov Jateng mengenakan pakaian adat Jawa pada Kamis pekan pertama dan pakaian adat nusantara pada Kamis pekan keempat.
“Pakaian adat Indonesia itu beragam bentuknya. Dengan saya mewajibkan seluruh ASN dan karyawan di Pemprov Jateng mengenakan pakaian adat baik Jawa maupun nusantara, maka akan mengenalkan pada masyarakat tentang beragamnya kebudayaan Indonesia itu,” kata Ganjar.
Tak hanya itu, kewajiban mengenkaan baju adat Jawa dan nusantara lanjut Ganjar dapat menjadi momentum untuk menyatukan bangsa. Dengan gemar memakai baju adat nusantara, diharapkan seluruh masyarakat akan merasa menjadi bagian dari seluruh bangsa.