Kemenkes Catat 17.820 Kasus DBD di Indonesia, 104 Meninggal
NAGALIGA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sejak Januari 2020 hingga hari ini terdapat 17.820 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Tiga provinsi tertinggi dalam kasus DBD ini berada di Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Jawa Timur (Jatim). Rinciannya, Lampung sebanyak 3.431 kasus, NTT 2.732 kasus, dan Jatim 1.761 kasus.
Dari ribuan kasus tersebut, 104 di antaranya meninggal dunia. Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi paling tinggi angka kematiannya, yakni 32 orang.
“Tadi ada enam kabupaten yang menyatakan KLB, tapi karena tren kasus turun mencabut statusnya, tinggal Sikka,” ujar Siti di Gedung Kemenkes, Rabu (11/3).
Siti mengatakan terkait penanganan DBD, Kemenkes akan turun apabila Dinas Kesehatan di kota/kabupaten tidak mampu menanganinya.
“Kalau kabupaten/kota enggak siap (menangani DBD) ya baru kita (Kemenkes) turun,” ujarnya.
Suasana di salah satu ruangan bangsal anak khusus pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3/2020). (Antara Foto/Kornelis Kaha)
|
Demam berdarah dengue (DBD) menjadi sorotan setelah ada lonjakan kasus pada Maret 2020. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 14.716 kasus dengan 94 korban jiwa sejak 1 Januari hingga 5 Maret 2020. Angka itu kemudian melonjak menjadi 16.099 orang terjangkit dan 100 orang meninggal dunia. Namun hari ini, angkanya kembali melonjak.
Kematian paling banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, dan Jawa Timur sehingga ditandai sebagai zona merah. Kemudian Lampung, Jawa tengah, Bengkulu dan Sulawesi Tenggara. Diikuti Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah ditetapkan menjadi zona kuning.
Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah tidak melupakan penanganan demam berdarah dengue (DBD) saat menghadapi penyebaran virus corona (Covid-19).
Saleh mengatakan kasus DBD di Indonesia patut menjadi perhatian. Secara nasional, sejak Januari lalu sudah lebih dari 100 orang meninggal karena DBD.
“Kalau dihitung jumlah orang yang sakit ditimbulkan oleh DBD ini kan lebih besar [dari corona]. Karena itu, pemerintah tidak boleh memalingkan wajahnya dari persoalan itu. Jadi pemerintah harus bersungguh-sungguh mengatasi itu,” ujar Saleh saat dihubungi wartawan, Selasa (10/3).