Kemendikbud Diminta Siapkan Skenario Agenda Tahun Ajaran Baru
JAKARTA – Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira mengungkapkan bahwa situasi pandemi COVID-19 menyebabkan banyak agenda besar nasional terpaksa ditunda, digeser atau dijadwalkan ulang. Salah satunya adalah agenda tahun ajaran sekolah.
Menurut Andreas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai penanggung jawab utama pendidikan nasional perlu menyiapkan skenario-skenario agenda tahun ajaran baru. Sebab, sampai saat ini pemerintah dalam hal ini Gugus Tugas Nasional COVID-19 belum secara resmi mengumumkan akhir dari situasi wabah, dan kembali ke kehidupan normal.
“Skenario optimis, artinya wabah ini akan meredah di bulan Mei, sehingga Kalau Juni berakhir, maka Juli 2020 bisa dimulai tahun ajaran baru 2020-21,” ujar Andreas Hugo Pareira kepada SINDOnews, Jumat (22/5/2020).
Sedangkan skenario pesimis, kata dia, wabah ini meredah sekitar September-Oktober 2020, dan berakhir Desember sehingga tahun ajaran baru dimulai Januari 2021. “Artinya, ini kembali seperti aebelum 1979 dimana tahun ajaran dimulai pada Seatiap Januari,” ucapnya.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan dua skenario itu tingkat kemungkinan pelaksanaannya, tergantung pada tingkat kepatuhan dan disiplin warga bangsa ini mematuhi protokol COVID-19. Dalam rapat kerja Komisi X dengan Kemendikbud beberapa waktu lalu, masalah tahun ajaran baru itu dipertanyakan oleh Andreas kepada Mendikbud Nadiem Makarim.
Saat itu, Nadiem menyampaikan bahwa Kemendikbud sedang membicarakan, mendiskusikan dengan para ahli dan konsultasi dengan Gugus Tugas Nasional COVID-19. Namun sampai saat ini belum diputuskan.
Kemendikbud masih menunggu perkembangan dalam beberapa waktu ke depan. Dia menambahkan pertimbangan tahun ajaran baru dalam situasi pandemi ini memang tidak hanya menyangkut variabel pendidikan tetapi terutama juga harus memperhatikan variabel kesehatan.
“Sehingga keputusan Kemdikbud harus mendengar dan mempertimbangkan masukan dari Gugus Tugas Nasional COVID-19,” pungkasnya.