Kemenag Gulirkan Program Kita Cinta Papua, Ini Tujuannya
JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) menggulirkan program “Kita Cinta Papua” sebagai bagian dari ikhtiar membangun jembatan kesetiakawanan dari Aceh hinggaPapua. Inti program ini adalah memajukan pendidikan dan keagamaan di Papua, baik melalui lembaga pendidikan maupun rumah ibadah.
“Kita ingin membangun ‘jembatan kesetiakawanan’ dari Aceh hinggaPapua. Jembatan ini dibangun dengan mengintensifkan dialog tokoh agama lintas kawasan. Sebagai bagian upaya ke sana, Kemenag gulirkan program “Kita Cinta Papua”,” kata Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta dalam siaran persnya, Senin (13/07).
Melalui program ini, Kemenag memajukan pendidikan dan keagamaan di Papua, baik melalui lembaga pendidikan maupun rumah ibadah. Kemenag juga akan memberi beasiswa kepada generasi muda Papua untuk mengikuti pendidikan di berbagai kota di Indonesia. “Program lainnya adalah memperkokoh hubungan dengan tokoh-tokoh masyarakat tanah Papua,” ujarnya.
Leading sector program ini adalah Ditjen Bimas Kristen, Ditjen Bimas Katolik, dan Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB. Menurut Menag, mereka akan didukung semua jajaran Kemenag di pusat dan daerah serta berkoordinasi dengan semua kementerian dan lembaga, pemda, organisasi keagamaan dan masyarakat, organisasi kemanusiaan dan semua elemen yang peduli Papua.
Untuk melengkapi data awal, Kemenag telah mengundang sejumlah pihak yang pernah bertugas atau memiliki pengetahuan tentang Papua, untuk menggali masukan tentang keadaan sosial dan budaya di sana. “Pelaksanaan program ini akan menggunakan anggaran Kementerian Agama,” katanya.
Menag menambahkan, “Kita Cinta Papua” menjadi bagian dari tahapan Kemenag mewujudkan jembatan kesetiakawanan Aceh-Papua. Karenanya, program sejenis akan digulirkan juga di berbagai daerah pada tahapan berikutnya, hingga provinsi paling barat di Indonesia, Nangreo Aceh Darussalam. “Hal ini sudah pernah dibicarakan dengan Gubernur dan FKUB Aceh, FKUB Papua, dan FKUB Papua Barat,” kata Menag.(
Ikhtiar membangun jembatan kesetiakawanan Aceh-Papua, kata Menag, sudah mulai dirintis pada awal 2020, sebelum Pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Saat itu, sudah diagendakan dua pertemuan tokoh lintas agama Aceh dan Papua.
Pertama, pertemuan pada Munas Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) 2020 di Medan. Munas yang sedianya dihadiri Menag ini dijadwalkan pada 16 Maret 2020 dan dihadiri 27 perwakilan daerah di Indonesia. Pada kegiatan itu, Menag berencana mengajak tokoh agama Papua untuk berkunjung dan berdiskusi dengan tokoh agama di Aceh.
Kedua, pertemuan bersamaan gelaran MTQ tingkat Provinsi di Papua dan Papua Barat yang waktu itu dijadwalkan pada April 2020. Pada giat tersebut, Menag berencana mengajak tokoh agama Aceh untuk berkunjung ke tanah Papua.
“Kedua pertemuan itu belum terlaksana karena pandemi Covid-19,” tutur Menag. “Semoga pandemi COVID-19 segera selesai dan ikhtiar mewujudkan jembatan kesetiakawanan Aceh-Papua bisa dilakukan lebih optimal,” katanya.